TEMPO.CO, Beijing – Pemerintah Cina memperingatkan pemerintah Amerika Serikat bahwa kesepakatan yang dicapai kedua negara mengenai bisnis dan perdagangan akan batal jika Washington mengenakan kenaikan tarif impor.
Kedua negara baru saja menyelesaikan pembicaraan bilateral mengenai ekspor dan impor. Media Xinhua tidak melansir apa saja kesepakatan ekonomi kedua negara yang dicapai dalam pembicaraan antara Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross dan Wakil Perdana Menteri Cina Liu He.
Baca: Perang Dagang Amerika Serikat-Cina, Trump Tetapkan Tarif Rp 827 T
Namun, media resmi pemerintah Cina itu merujuk kepada kesepakatan yang dicapai kedua negara di Washington pada Mei 2018. Saat itu, Cina menyatakan bersedia membeli lebih banyak produk dan layanan dari Amerika.
“Kedua pihak memiliki komunikasi bagus mengenai konsensus yang tercapai di Washington dan di sejumlah area lainnya seperti pertanian dan energi,” begitu dilansir Xinhua dan dikutip Reuters, Ahad, 3 Juni 2018. Detail konsensus ini bakal mendapat konfirmasi final dari kedua pihak nantinya.
Baca: Perang Dagang Dimulai, Cina Balas Tarif Impor Amerika
Sejak Maret 2018, AS dan Cina terlibat saling gertak untuk menaikkan tarif impor sejumlah barang dari kedua negara 10-25 persen. Nilai barang yang bakal dinaikkan tarifnya oleh masing-masing negara mencapai sekitar US$ 150 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun per tahun.
Media Xinhua melansir pernyataan pemerintah Cina bahwa negara itu bersikap konsisten dan bersedia meningkatkan impor dari berbagai negara termasuk Amerika.
“Reformasi dan membuka diri serta meningkatkan permintaan domestik merupakan strategi nasional Cina. Ini tidak akan berubah,” begitu dilansir Xinhua.
Media ini juga menyatakan kemajuan yang dicapai AS dan Cina harus berdasarkan pada dasar kedua negara akan berupaya maksimal dan tidak terlibat dalam perang dagang.
“Jika AS memperkenalkan sanksi dagang termasuk menaikkan tarif impor (atas barang dari Cina), semua kesepakatan ekonomi dan perdagangan yang telah dicapai kedua pihak menjadi tidak berlaku,” begitu dilansir Xinhua.