TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Direktur CIA, Michael Hayden, meragukan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, telah melakukan pekerjaan rumah yang diperlukan untuk bernegosiasi dengan Korea Utara mengenai program nuklirnya. Kalau pun pertemuan bersejarah antara Trump dan pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un, akhirnya jadi dilakukan, Hayden berharap Amerika Serikat tetap berpegang pada prinsip ketimbang bersikap menyelidiki hal-hal spesifik.
Menurut Hayden, idealnya dalam pertemuan tingkat tinggi nanti, kedua belah pihak membicarakan mengenai denuklirisasi yang memungkinkan setiap sisi ketidakjelasan mengenai denuklirisasi dan permasalahan sekitarnya secara serius dibahas sehingga membuat tingkat bahaya di Semenanjung Korea banyak berkurang.
Baca: AS - Korea Utara Bahas Pengiriman Senjata Nuklir ke Luar Negeri
Presiden AS, Donald Trump (kiri) dan pemimpin tertinggi Korea Utara (kanan)
Baca: Donald Trump: Tim AS Sudah Tiba di Korea Utara untuk Proposal KTT
HaydenMantan direktur CIA itu juga tidak bisa menutupi kekhawatirannya bahwa tuntutan agar Korea Utara benar-benar menghapuskan program nuklirnya bisa berakhir buruk.
"Orang-orang ini (Korea Utara) tidak hendak mengenyahkan seluruh senjata nuklirnya dan jika Presiden Trump ingin melakukan kehendaknya dalam pertemuan itu, maka ini akan berakhir dengan sangat buruk," kata HaydenHayden, seperti dilansir ABC News pada 28 Mei 2018.
Pertemuan tingkat tinggi antara Trump dan Kim direncanakan berlangsung di Singapura pada 12 Juni 2018, setelah pertemuan ini terancam batal. Pada Senin, 28 Mei 2018, seorang pejabat tinggi Korea Utara, tiba di Singapura. Fakta ini mengindikasikan pertemuan tingkat tinggi antara Korea Utara dan Amerika Serikat kemungkinan besar akan tetap dilakukan sesuai dengan rencana.