TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte terpaksa mengabaikan mandat yang diberikan kepadanya untuk membentuk sebuah pemerintahan baru.
Pengumuman itu disampaikan Istana Kepresidenan Italia pada Minggu, 27 Mei 2018, tak lama setelah Conte melakukan pertemuan dengan Presiden Italia Sergio Mattarella untuk mendiskusikan daftar calon yang akan masuk anggota kabinet.
Baca: Skandal Seks, Perdana Menteri Italia Dituntut Mundur
Presiden Italia baru terpilih, Sergio Mattarella, bersama Perdana Menteri Italia, Matteo Renzi, tiba di Istana Presiden Quirinal sata akan mengikuti upacara Kepresidenan di Roma, Italia, 3 Februari, 2015. REUTERS
Baca: Perdana Menteri Italia Dianiaya Hingga Berdarah
Upaya Conte untuk membantu pemerintah Italia surut setelah Presiden Mattarella menolak memberikan dukungan kepada Paolo Savona, sebuah nama yang disorongkan oleh Conte untuk menduduki posisi Menteri Ekonomi Italia. Di hadapan wartawan, Conte mengatakan telah memberikan usaha terbaik dan perhatian serta melaksanakan tugas-tugasnya dengan bekerja sama penuh bersama Gerakan Lima Bintang dan liga partai-partai politik lain di Italia.
Sikap Conte ini tak pelak membuka jalan bagi diselenggarakannya pemilu Italia, yang kemungkinan bisa dilakukan pada akhir 2018. Conte, 53 tahun, adalah profesor bidang hukum yang diberikan mandat oleh Presiden Mattarella pada Rabu, 23 Mei 2018, agar membentuk sebuah pemerintahan baru dalam tempo 80 hari.
Mattarella, yang secara konstitusi harus menyetujui semua anggota kabinet, telah menutup pintu bagi Savona sebagai calon Menteri Ekonomi Italia. Mattarella takut Savona akan membuat Italia keluar dari zona Eropa dan penunjukannya akan menggemparkan pasar.
"Saya telah menerima dan menyetujui semua nominasi yang ajukan, kecuali Menteri Ekonomi," kata Mattarella, seperti dikutip situs Al-Jazeera.com pada Senin, 28 Mei 2018.
Sebelumnya pada Jumat, 25 Mei 2018, lembaga pemeringkat, Moody's, telah mengancam akan menurunkan peringkat utang Italia karena pemerintah baru berisiko gagal mengurangi utang publiknya. Pernyataan itu muncul tak lama setelah Perdana Menteri Conte melepaskan mandat. Dengan mundurnya Conte, koalisi harus mampu mencari nama Menteri Ekonomi yang diinginkan Presiden dan masyarakat Italia.