TEMPO.CO, Manila – Presiden Filipina, Rodrigo Duterte, meminta masyarakat tidak menyebut keluarganya sebagai “Keluarga Pertama” atau "Keluarga Presiden", yang mengacu kepada tradisi dari Istana Malacanang.
Duterte beralasan penyebutan itu tidak sesuai dengan tradisi demokrasi. Dia mengatakan ini saat memperingatkan para pejabat Filipina agar tidak membicarakan proyek pembangunan yang digelar pemerintah dengan anggota keluarganya.
Baca: Rodrigo Duterte: Bandar Narkoba Harus Dipenjara Jika Ingin Hidup
“Saya beri tahu mereka untuk tidak bicara (ke keluarga saya). Saya sangat tidak menginginkannya. Bahkan walaupun hanya bisikan. Asisten menteri juga berbuat salah. Dia mengatakan berbicara dengan salah satu anggota “Keluarga Pertama”. Sejujurnya istilah itu sudah lewat, sudah kuno,” kata Duterte saat berbicara dengan para pejabat di Kota Davao pada Kamis, 24 Mei 2018 seperti dilansir media Philstar.
Presiden Donald Trump bersalaman dengan dengan Presiden Filipina Rodrigo Duterte, dalam acara makan malam memperingati Ulang Tahun ke-50 ASEAN di Manila, Filipina, 12 November 2017. REUTERS/Athit Perawongmetha
Baca Juga:
Duterte mengacu pada bekas asisten menteri Transportasi, Mark Tolentino, yang diberhentikan karena diduga membahas sebuah proyek pemerintah dengan adik perempuan Duterte.
Baca: Sadar Militer Filipina Lemah, Duterte Ogah Perang Lawan Cina
“Anda tidak menggunakan istilah itu (Keluarga Pertama) di sebuah negara demokratis. Jangan gunakan istilah ‘Keluarga Pertama, Keluarga Pertama’. Tidak ada istilah keluarga pertama. Semua orang Filipina menjadi anggota keluarga pertama. Itu istilah yang benar-benar buruk untuk digunakan,” kata Duterte.
Dan ketiga, Duterte juga meminta masyarakat Filipina tidak menyebut nama Istana Malacanang, yang merupakan nama resmi kantor kepresidenan. “Anda tidak pernah dengar saya mengatakan Istana Malacanang terutama istana. Saya hanya menyebutnya kantor saya. Ketemu di kantor saya. Datang ke kantor saya,” kata Duterte.
Duterte menegaskan pejabat pemerintah Filipina tidak berada di atas rakyat.
“Saya tidak gunakan istilah pejabat. Saya selalu menggunakan istilah pekerja pemerintah,” kata Duterte. “Ini adalah demokrasi. Bentuk pemerintahannya republik. Semua orang sama pentingnya,” kata dia.
Dan kelima, Duterte telah melarang penggunaan istilah ‘yang terhormat’ karena menurutnya itu dangkal. Duterte juga melarang pemasangan foto-nya di kantor-kantor pemerintahan serta menyebut istilah ‘ibu negara’ sebagai sebuah mitos.