TEMPO.CO, Jakarta - Pangeran Arab Saudi yang hidup di pengasingan, Khaled bin Farhan Al-Saud, mengatakan Putra Mahkota Mohammed bin Salman harus dijatuhkan sebelum Arab Saudi hancur akibat ulahnya.
Dalam keterangannya kepada Middle East Eye, sebagaimana dikutip Sputnik, dia mengatakan, "Saya ingin menyampaikan kepada masyarakat Eropa, situasi di Arab Saudi itu ibarat gunung berapi yang siap meletus. Jika gunung berapi itu meletus, situasinya tidak hanya berdampak pada Arab Saudi atau kawasan Arab, tapi berdampak juga kepada kalian."
Baca: Tak Muncul di Depan Publik, Mohammed Bin Salman Sakit?
Pangeran Khaled juga memperingatkan, Eropa dan Amerika Serikat harus membayar tagihan akibat runtuhnya negara Arab Saudi. Dia menyatakan telah meminta pamannya menggulingkan pemerintahan Raja Salman yang dianggap tidak rasional, tidak menentu, dan bodoh dalam mengendalikan negara.
"Saya yakin, 99 persen anggota keluarga kerajaan, pasukan keamanan, dan angkatan bersenjata berada di belakang mereka jika paman-pamannya siap melakukan kudeta terhadap Raja Salman," ucapnya kepada Middle East Eye dalam sebuah sesi wawancara khusus.Perdana Menteri Inggris Theresa May menyambut Pangeran Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di London, 7 Maret 2018. (AP Photo / Alastair Grant)
Untuk melakukan semua itu, tulis Middle East Monitor, Pangeran Khaled telah meminta pamannya, Pangeran Ahmed bin Abdulaziz dan Pangeran Muqrin bin Abdulazis, memimpin aksi tersebut guna mencegah kerusakan Arab Saudi lebih luas.
"Ada begitu banyak kemarahan di lingkungan keluarga kerajaan," ucapnya, seperti dikutip Middle East Eye.
"Saya ingin sampaikan kepada paman saya, Ahmed dan Muqrin. Keduanya adalah putra Abdulazis dan memiliki pendidikan tinggi serta fasih dan sanggup melakukan perubahan untuk hal yang lebih baik. Saya dapat katakan bahwa saya sepenuhnya berada di belakang mereka dan mendukung mereka."
Pangeran Khalid lahir dari seorang ayah Arab Saudi dan ibu asal Mesir. Dia mendapatkan suaka politik di Jerman pada 2013.
Raja Spanyol, Felipe VI, menerima kunjungan Putra Mahkota Arab Saudi, Pangeran Mohammed Bin Salman, di Istana Zarzuela, Madrid, Kamis, 12 April 2018. Reuters
Arab Saudi diguncang gempa keluarga ketika Raja Salman mengangkat Putra Mahkota Mohammed bin Salman, 32 tahun, menjadi calon pemegang takhta kerajaan pada November 2017.
Baca: Mohammed bin Salman Dikabarkan Meninggal
Sejak ditunjuk menjadi calon pengganti ayahnya, dia telah menangkap sedikitnya 40 pangeran, 200 pejabat, dan mantan pejabat yang dianggap korupsi.
Selain itu, Mohammed bin Salman membuat gebrakan di Arab Saudi. Kaum perempuan diberikan kebebasan membawa mobil sendiri, datang ke stadion untuk menyaksikan sepak bola, ikut panjat tebing, ikut lomba lari maraton, dan boleh berbisnis tanpa harus meminta izin muhrimnya. Kebijakan ini sebelumnya tak mungkin ada di Arab Saudi.