TEMPO.CO, Seoul – Pemerintah Korea Utara telah menerima daftar wartawan asal Korea Selatan yang akan mengunjungi lokasi uji coba bom nuklir setelah sempat terjadi pembahasan alot soal daftar itu.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan Korea Utara telah mengundang sejumlah media dari beberapa negara untuk menyaksikan perlucutan situs uji coba bom nuklir Punggye-ri.
“Kami berharap pada pelaksanaan denuklirisasi komplit di Semenanjung Korea lewat pertemuan puncak Korea Utara dan AS serta dialog pada berbagai level, dan dimulai dengan penutupan situs uji coba nuklir ini,” kata Baik Tae-hyun, juru bicara kementerian Unifikasi Korea, dalam jumpa pers pada Rabu, 23 Mei 2018 seperti dilansir Reuters.
Ini merupakan lanjutan dari perjanjian dengan Korea Selatan pada akhri April 2018. Saat itu, seperti dilansir Korea Herald, kedua Korea bersepakat untuk denuklirisasi Semenanjung Korea dan berdamai.
“Undangan Korea Utara untuk menutup situs Punggye-ri ini merupakan indikasi bahwa pemerintah masih akan melanjutkan kesepakatan penghentian program nuklir meskipun ada ketidak-pastian diplomatik,” begitu dilansir Reuters, Rabu, 23 Mei 2018.
Reuters melansir sejumlah media dari beberapa negara telah tiba di Kota Wonsan, yang merupakan kota pelabuhan pada Selasa, 22 Mei 2018. Mereka sedang menunggu arahan untuk menuju lokasi Punggye-ri dan menyaksikan penutupan situs nuklir itu, yang akan digelar pada Rabu hingga Jumat.
Saat ini, hubungan AS dan Korea Utara menegang menyusul penghentian kerja sama ditingkat menteri antara Korea Utara dan Selatan.
Korea Utara juga memprotes latihan perang besar-besaran AS dengan Korea Selatan yang disebut Max Thunder. Ini disebut-sebut membuat Presiden AS Donald Trump membatalkan pelibatan pesawat pengebom canggih B-52 dalam latihan itu.
Trump belakangan mengatakan ada kemungkinan pertemuan puncak dengan Korea Utara bakal tertunda, yang awalnya akan digelar pada 12 Juni 2018 di Singapura.
Trump sempat menjamin keamanan rezim Korea Utara jika mau menandatangani perjanjian denuklirisasi penuh dan perdamaian di Singapura. “Korea Utara bisa menjadi negara besar. Mereka sebaiknya mengambil kesempatan itu,” kata Trump.