TEMPO.CO, Jakarta - Kerajaan Arab Saudi ingin membangun hubungan baik dengan Vatikan, namun hubungan baik itu belum pada tahap penerbitan izin pembangunan gereja di negara Islam tersebut. Duta Besar Arab Saudi untuk Indonesia, Osama bin Mohammed Abdullah Al Shuaibi, mengatakan MoU antara Arab Saudi dengan Vatikan mengenai pembangunan gereja dinegaranya, belum ada.
Sebelumnya pada 4 Mei 2018, Kardinal dari Vatikan, Jean-Louis Tauran, berkunjung ke Arab Saudi dan menemui Raja Salman. Sejumlah media barat mewartakan terjadi kesepakatan pembangunan gereja di Arab Saudi dalam pertemuan itu.
"Kabar soal ini tidak benar," kata Osama, mengkonfirmasi pemberitaan mengenai MoU pembangunan gereja di negaranya, Selasa, 22 Mei 2018.
Baca: Vatikan Minta Arab Saudi Tak Jadikan Warga Nonmuslim Kelas Dua
Raja Salman bertemu pejabat Vatikan untuk melawan kekerasan dan ekstrimisme. (SPA)
Baca: Putra Mahkota Arab Saudi Temui Pemimpin Gereja Anglikan Inggris
Di Arab Saudi, pemeluk agama Kristen adalah kelompok minoritas. Namun begitu, mereka dilindungi oleh Kerajaan Arab Saudi. Pemerintah Arab Saudi bahkan memiliki pusat kajian dialog antar umat beragama bernama Malik Abdullah yang berlokasi di Jenewa, Swiss. Malik Abdullah menjadi tempat bertanya masyarakat Eropa mengenai kehidupan toleransi beragama di Arab Saudi.
Melalui wadah Malik Abdullah ini pula, Arab Saudi mencoba menyampaikan Islam yang damai, bukan seperti tindakan teror yang dilakukan oleh kelompok radikal Islamic State dan Jemaah Ansarut Daulah, sebuah kelompok teroris di Indonesia. Pusat kajian Malik Abdullah milik pemerintah Arab Saudi mengajarkan pada masyarakat non-Islam mengenai Islam moderat, Kerajaan Arab Saudi bahkan membuka pintu bagi para pemimpin dunia dan siapapun yang ingin mengetahui Islam dan toleransi beragama di Arab Saudi.