TEMPO.CO, Jakarta - Keamanan ketat dipasang di sebuah gedung di tepi barat Berlin. Di dalamnya terpampang tanda memperingatkan: "Semua orang yang masuk tanpa lencana adalah mata-mata!". Tersebar di lima lantai, ratusan pria dan wanita duduk di enam deret di depan layar komputer mereka. Semua telah menandatangani perjanjian kerahasiaan. Empat spesialis mental siap membantu mereka seminggu penuh.
Mereka adalah agen Facebook dan mereka memiliki kewenangan untuk memutuskan apa itu kebebasan berbicara dan apa itu ujaran kebencian.
Ini adalah pusat penghapusan data, salah satu yang terbesar yang dimiliki Facebook, dengan lebih dari 1.200 moderator konten. Mereka membersihkan konten mulai dari propaganda teroris, simbol Nazi, pelecehan anak - yang melanggar hukum atau standar komunitas perusahaan berdasarkan undang-undang Germany's new Network Enforcement Act (NetzDG).
Baca: Perangi Hoax, Facebook Siapkan Sejumlah Fitur Ini
Jerman menjadi rumah bagi undang-undang ujaran kebencian online baru yang terkenal ketat dan telah menjadi laboratorium untuk salah satu masalah paling mendesak bagi pemerintah saat ini: bagaimana mengatur jaringan sosial online terbesar di dunia.
Di seluruh dunia, Facebook dan jejaring sosial lainnya menghadapi tantangan mereka untuk menjaga privasi, hoax, dan ujaran kebencian. Ketika dunia menghadapi masalah ini, Eropa, khususnya Jerman, muncul sebagai pelaksana de facto untuk menangani masalah ini. Penindakan konten digital di Berlin untuk mengatasi ujaran kebencian diatur dalam Germany's new Network Enforcement Act (NetzDG), dan mulai berlaku pada 1 Januari, serta diawasi ketat oleh negara-negara lain.
Ilustrasi Penyebaran Hoax di Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration
"Bagi mereka, data adalah bahan mentah yang menghasilkan uang," kata Gerd Billen, sekretaris negara di Kementerian Kehakiman dan Perlindungan Konsumen Jerman.
“Bagi kami, perlindungan data adalah hak fundamental yang mendukung institusi demokrasi kami,” ujar Gerd Billen.
Pusat penghapusan melampaui undang-undang, tetapi upaya perlu ditindaklanjuti. Setiap hari moderator konten di Berlin, disewa oleh perusahaan pihak ketiga dan bekerja secara eksklusif di Facebook, untuk meretas ribuan unggahan yang ditandai oleh pengguna karena mengganggu atau berpotensi ilegal dan membuat ujaran kebencian. Richard Allan, wakil presiden Facebook untuk kebijakan publik di Eropa menyatakannya, "Kami tidak ingin menjadi penengah kebebasan berbicara."
Baca: Ada Ribuan Konten Negatif Terkait Terorisme, Ini Langkah Facebook
Pusat Penghapusan Facebook di Berlin dijalankan oleh Arvato, perusahaan penyedia layanan Jerman milik konglomerat Bertelsmann. Mereka harus tahu standar komunitas Facebook dan mulai Januari dasar-dasar ujaran kebencian. Pusat Penghapusan Facebook di Berlin diresmikan dengan 200 karyawan pada tahun 2015, yang mengawasi Jerman yang dipenuhi ratusan ribu migran.