Setiap orang yang akan memasuki pintu gerbang rumah sakit diperiksa seorang tentara, termasuk kendaraan yang mereka tumpangi. Dua orang lagi memeriksa setiap orang yang mau masuk ke dalam rumah sakit. Orang asing, apalagi. “Maaf orang asing dilarang masuk. Kalau mau masuk harus ada izin dari Medical Superintenden dan sekarang beliau sedang tidak ada,” seru seorang polisi bersenjata AK47.
Sejak Selasa (10/10) sudah empat orang yang dirawat disana. Keempatnya warga Jalalabad, sekitar 76 km dari perbatasan Pakistan, atau sekitar 130 km dari kota Peshawar. Mereka adalah korban pengeboman yang dilakukan AS pada Hari Minggu malam (7/10). Tapi baru sampai ke Peshawar Selasa malam (10/10).
Seorang korban, Ala Nazar (25) terkena pecahan mortir di bagian leher. “Korban dalam keadaan serius dirawat di ruang bedah (surgical room), menyedihkan sekali” kata Shah Jehan, warga setempat yang sempat melihat korban. Seorang lagi, Abdul Azis (26) juga dalam keadaan parah, pahanya terkena pecahan mortir yang dijatuhkan pesawat AS. Sedangkan dua lainnya, belum diketahui identitasnya.
“Proses untuk masuk Pakistan sangat sulit sekali, hanya ada seorang anggota keluarga yang menemai empat orang itu,” kata Syah Jehan yang bertemu dengan keluarga korban itu. (Ahmad Taufik-TEMPO)