TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Bekas Perdana Menteri Malaysia, Najib Razak, dijadwalkan hadir memenuhi panggilan Komisi Pemberantasan Korupsi Malaysia atau Malaysia Anti-Corruption Commission terkait skandal 1MDB pada Selasa pukul sepuluh pagi, 22 Mei 2018 waktu setempat.
KPK Malaysia bakal menanyakan soal aliran dana dari SRC International, yang merupakan anak perusahaan 1MDB, sebesar US$10,6 juta atau sekitar Rp150 miliar ke rekening pribadinya. SRC menjadi perhatian publik setelah investigasi media Wall Street Journal melaporkan adanya dana dari perusahaan itu ditransfer melalui berbagai perusahaan perantara hingga akhirnya masuk ke rekening pribadi Najib.
Baca: Ini Nasihat Anwar Ibrahim untuk Najib Razak
“Sikap Najib yang tidak terlihat menyesal pasca kekalahannya pada pemilu 9 Mei 2018 membuat banyak warga Malaysia bertanya-tanya apa yang akan terjadi dengan bekas PM dan istrinya, yang diduga gemar berbelanja, Rosmah Mansor,” begitu dilansir Reuters, Senin, 21 Mei 2018.
Ketua KPK Malaysia yang baru, M Shukri Abdull, mengatakan kepada media bahwa pimpinan lembaga akan menggelar jumpa pers spesial pada Selasa ini. Sedangkan bekas Deputi PM Malaysia, Anwar Ibrahim, menyarankan Najib untuk mencari pengacara yang bagus untuk membelanya.
Baca: Najib Razak Tertidur Saat Polisi Malaysia Geledah Rumahnya
Dalam pernyataan pertamanya kepada publik di negara bagian Pahang, yang menjadi basisnya, pada akhir pekan lalu, Najib mengatakan,”Saya tidak mencuri dari rakyat.”
Najib menyatakan semua tuduhan kepada dirinya merupakan upaya untuk mencemarkan nama baiknya dan mengalahkan Partai United Malays National Organisation. UMNO, yang dipimpin Najib dan pernah memimpin Malaysia selama 61 tahun bersama koalisi Barisan Nasional, kalah dari koalisi Pakatan Harapan, yang dipimpin Mahathir Mohammad.
Mahathir merupakan bekas mentor Najib yang kemudian menjadi rival berat politik pada 2016 karena perbedaan pandangan dan mencuatnya skandal 1MDB.
Seperti dilansir Malaysia Kini dan New Straits Times, polisi Malaysia menggeledah rumah pribadi Najib di Jalan Langgak Duta, Kuala Lumpur, dan tiga unit apartemen terkait dirinya di Pavillion Residences Appartement.
Polisi terlihat menyita 72 tas koper berisi uang dan berbagai perhiasan. Polisi juga membawa 284 kotak berisi berbagai tas bermerek, yang berharga sekitar Rp700 juta per biji.
Secara terpisah, dalam pertemuan pertama dengan jajaran pejabat di kantor Perdana Menteri Malaysia di Putrajaya, PM Mahathir mengungkapkan biaya yang timbul akibat kesalahan manajemen pemerintahan Najib Razak.
“Kami menemukan bahwa keuangan negara, sebagai contoh, mengalami penyalahgunaan begitu rupa sehingga kita menghadapi utang bermasalah hingga lebih RM1 triliun,” kata Mahathir. Jumlah ini setara sekitar Rp3500 triliun. Menurut Mahathir, jumlah utang pemerintah saat dia berhenti sebagai PM pada 2003 hanya sekitar 30 persen dari total saat ini.
Sehari sebelumnya, Mahathir bertemu dengan Xavier Justo, seorang warga negara Swiss, yang menjadi peniup pluit atau pembocor informasi pada kasus skandal 1MDB. Justo mengunggah fotonya dengan Mahathir di akun Facebook-nya. Dokumen yang dibocorkan Justo, yang merupakan bekas direktur perusahaan energi PetroSaudi International dan pernah berbisnis dengan 1MDB dari 2009 hingga 2012, memicu terjadinya investigasi di 6 negara terkait skandal 1MDB ini.