Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ini Alasan Republik Inggris Protes Pernikahan Harry - Meghan

image-gnews
Pangeran Harry (kiri) dan Meghan Markle seusai pernikahan di Kapel St George's, Windsor, Inggris, 19 Mei 2018. Setelah menjadi pasangan suami-istri, keduanya diberi gelar Duke dan Duchess of Sussex oleh Kerajaan Inggris. REUTERS/Dominic Lipinski
Pangeran Harry (kiri) dan Meghan Markle seusai pernikahan di Kapel St George's, Windsor, Inggris, 19 Mei 2018. Setelah menjadi pasangan suami-istri, keduanya diberi gelar Duke dan Duchess of Sussex oleh Kerajaan Inggris. REUTERS/Dominic Lipinski
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Kaum Republik Inggris memprotes pernikahan pangeran Harry - Meghan Markle. Kaum Republik yang berupaya mereformasi sistem monarki di Inggris mengungkap alasan protes pernikahan ini dengan memaparkan survei dari Ipsos Mori dan Yougov. Dukungan untuk mengakhiri sistem monarki di Inggris naik di atas 20 persen selama 30 tahun terakhir, menurut penelitian oleh perusahaan polling Ipsos Mori, sementara survei yang dilakukan oleh Republik dan dilakukan oleh YouGov awal pekan ini menemukan bahwa 60 persen penduduk Inggris menyukai Ratu.

Data YouGov menunjukkan bahwa dukungan untuk keluarga kerajaan tetap kuat di semua demografi usia. Para pendukung monarki Inggris mengatakan keluarga kerajaan memberikan kesinambungan, tradisi dan kepala negara netral yang berada di luar keributan partai politik.

Menurut Alexander Shayler, juru bicara senior untuk British Monarchist Society and Foundation, keluarga kerajaan juga membawa keuntungan finansial bersih ke Inggris dalam hal menarik wisatawan, perdagangan dan investasi.

BrideBook.co.uk memperkirakan biaya pernikahan sekitar US$ 42 juta atau Rp 595 miliar, dan US$ 40 juta di antaranya untuk biaya keamanan yang dibayar langsung oleh pembayar pajak.

Baca: Ini Gelar Baru yang Disandang Pangeran Harry dan Markle

Dilansir dari Telesur berdasarkan laporan Canary, sebuah surat kabar independen lokal, pernikahan mengeluarkan 6 juta paket makanan untuk tiga hari atau 3 ribu program pelatihan untuk perawat yang sejak 2017 harus membayar lebih dari US$ 12.000 atau sekitar Rp 170 juta untuk biaya kuliah karena pemotongan anggaran kesehatan nasional.

Beberapa bahkan menunjukkan fakta bahwa pakaian Meghan Markle, yang berharga lebih dari 300.000 Pound Sterling atau Rp 5,7 miliar, melebihi biaya dana tambahan yang diperlukan untuk merestorasi Menara Grenfell yang menelan 72 korban jiwa dalam kebakaran tahun lalu. Bahkan muncul petisi yang telah ditandatangani oleh 33.500 orang menuntut keterbukaan dan transparansi keuangan pernikahan.

Apartemen Grenfell Tower terbakar di Latimer Road, London Barat, pada 14 Juni 2017. Sebanyak 600 lebih penghuni berusaha menyelamatkan diri saat kebakaran terjadi, pda dini hari. AP/Matt Dunham


Namun sebuah laporan konsultan valuasi bisnis Inggris, Brand Finance, memperkirakan monarki menghasilkan US$ 1,76 miliar atau Rp 24,9 triliun (kurs Rp. 14.194,52) untuk ekonomi negara pada 2017.

Partai Republik, bagaimanapun, mempertanyakan kebenaran angka-angka ini dan menyoroti biaya untuk pembayar pajak yang menyediakan keamanan dan perjalanan ke anggota keluarga kerajaan, serta perbaikan properti seperti Istana Buckingham.

Tommy Sheppard, anggota parlemen Partai Nasional Skotlandia dan republik lama, mengatakan bahwa bahkan jika Inggris pindah ke model di mana seorang kepala negara terpilih, keluarga kerajaan bisa "masih memainkan peran dalam kehidupan publik".

Tetapi biaya bukan satu-satunya alasan pernikahan telah menghadapi reaksi publik. Sejak tanggal pernikahan dan lokasi diumumkan, pemimpin dewan kota Simon Dudley, dan yang lainnya telah melakukan kampanye keras terhadap penduduk tunawisma London yang mengklaim bahwa kehadiran mereka di jalanan tidak menguntungkan. Beberapa bahkan berkampanye untuk mendesak polisi menggunakan kekuatan untuk mengusir tunawisma sebelum gelaran pernikahan.

Menurut Badan Audit Nasional seperti dikutip dari Telesur, Inggris mengalami peningkatan pesat dalam masalah tunawisma sebesar 134% sejak Partai Konservatif berkuasa pada 2010. Para politisi oposisi menghubungkan peningkatan pada pemotongan berat untuk belanja publik.

Pengkampanye hak asasi manusia Australia dan anti-monarkis, Peter Tatchell, menggambarkan pernikahan itu sebagai "omong kosong belaka; sebuah opera sabun kehidupan nyata untuk orang-orang yang berfantasi tentang ketenaran, kekayaan, status, dan romansa dongeng.”

Baca: Kaum Republik Protes Pernikahan Harry-Meghan: Saatnya Reformasi

Pangeran Harry dan Meghan Markle meninggalkan Kapel St George di Kastil Windsor setelah pernikahan mereka di Windsor, Inggris, 19 Mei 2018. REUTERS/Owen Humphreys


Tetapi meskipun ada pendengar untuk argumen semacam ini di konvensi Sabtu, meyakinkan publik Inggris yang lebih luas tentang tujuan anti-monarki masih jauh.

Pada pesta pernikahan kerajaan di Center Southbank, Inggris, ratusan orang berkumpul untuk menyaksikan pernikahan di layar kaca, melambai-lambaikan bendera kecil Union Jack saat pasangan kerajaan mengucap janji mereka.

Maria Yoneda melakukan perjalanan dari Newcastle, sebuah kota di utara Inggris, untuk mengambil bagian dalam kesempatan itu dengan pacarnya, James. Di dekatnya, Dan Fries mengenakan topeng wajah pangeran William.

"Keluarga kerajaan adalah bagian dari Inggris dan sebagian dari Inggris", katanya. "Aku bangga dengan para bangsawan."

Kepala eksekutif Republik, Smith, tetap tidak risau. Dia bersumpah untuk berkampanye terus untuk mengakhiri sistem monarki.

Smith didukung oleh hasil survei YouGov baru-baru ini dari Republikan bahwa sementara sebagian besar responden puas dengan Ratu Elizabeth II, putranya dan selanjutnya dalam garis untuk tahta, Pangeran Charles, jauh kurang populer.

Dia juga menunjukkan data bahwa meskipun 60 persen responden menyukai Ratu Elizabeth II, namun hanya sepertiga mengatakan mereka sangat menyukainya, sementara 66 persen mengatakan mereka tidak peduli tentang pernikahan pangeran Harry - Meghan Markle.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

14 jam lalu

Duta Besar Inggris untuk ASEAN Sarah Tiffin (kiri) dan Pejabat Ekonomi Senior Inggris untuk ASEAN Martin Kent (kanan) setelah acara peluncuran ASEAN-UK Economic Integration Programme (EIP) di Jakarta pada Rabu, 24 April 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Inggris Kucurkan Rp505 M untuk Program Integrasi Ekonomi ASEAN

Inggris dan ASEAN bekerja sama dalam program baru yang bertujuan untuk mendorong integrasi ekonomi antara negara-negara ASEAN.


Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

2 hari lalu

The Black Dog, Vauxhall, London. Instagram.com/@theblackdogvauxhall
Mengintip The Black Dog, Pub yang Disebut Taylor Swift dalam Album Barunya

The Black Dog, pub di London mendadak ramai dikunjungi Swifties, setelah Taylor Swift merilis album barunya


Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

5 hari lalu

Masjid Indonesia by Ivan Gunawan di Uganda, Afrika Timur. Foto: Instagram/@hamza.tamimy
Ivan Gunawan Siap Resmikan Masjidnya di Uganda, Berikut Profil Negara di Afrika Timur Ini

Ivan Gunawan berencana berangkat ke Uganda hari ini untuk meresmikan masjid yang dibangunnya. Ini profil Uganda, negara di Afrika Timur.


112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

7 hari lalu

RMS Titanic merupakan kapal penumpang uap terbesar di dunia pada saat itu yang dimiliki perusahaan pelayaran White Star Line. Pada tanggal 14-4, 1912, Titanic bertabrakan dengan gunung es di Samudra Atlantik Utara dan menewaskan 1.523 penumpang. gizmodo.de
112 Tahun Kapal Titanic Karam, Berikut Spesifikasinya dan Penyebab Tenggelam

Pada 15 April 1912, RMS Titanic karam di Atlantik Utara menabrak gunung es saat pelayaran dari Southampton di Inggris ke New York City


Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

8 hari lalu

Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron bertemu dengan Perdana Menteri sementara Lebanon Najib Mikati (tidak terlihat) di Beirut, Lebanon 1 Februari 2024. REUTERS/Mohamed Azakir
Menlu Inggris: Israel Putuskan Balas Serangan Iran

Menteri Luar Negeri Inggris mengatakan Israel "jelas" telah memutuskan untuk membalas serangan rudal dan drone Iran.


Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

10 hari lalu

Pangeran Harry, Duke of Sussex dari Inggris dan istrinya Meghan, Duchess of Sussex, menyaksikan final bola voli di Invictus Games 2023, sebuah acara multi-olahraga internasional untuk tentara yang terluka, di Duesseldorf, Jerman 15 September 2023. REUTERS/Piroschka Van Wouw
Syuting Serial Netflix, Pangeran Harry dan Meghan Markle Fokus Olahraga Polo

Pangeran Harry sedang bekerja keras untuk serial Netflix baru yang berfokus pada olahraga polo


Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

11 hari lalu

Kelompok Sikh mengangkat pedang sambil memprotes saat bentrokan di kuil Sikh, Kuil Emas, di Amritsar, India (6/6). REUTERS/Munish Sharma
Mengingat Pembantaian Amritsar di India pada 1919, Tewaskan Ratusan Orang dan Ribuan Lainnya Terluka

Pada 13 April 1919 terjadi pembantaian di Amritsar di Punjab, India. Berikut kilas balik peristiwa berdarah itu.


Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

11 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Kurangi Usia Minimum Pengguna di Inggris dan Eropa, WhatsApp Dikecam

Dengan langkah ini, WhatsApp telah membuat marah banyak orang.


2 Ribu WNI di Inggris Rayakan Idulfitri di KBRI London

14 hari lalu

Sekitar 2 Ribu WNI di Inggris menghadiri acara perayaan Idulfitri di KBRI London pada 10 April 2024. Sumber: dokumen KBRI
2 Ribu WNI di Inggris Rayakan Idulfitri di KBRI London

Meski cuaca terasa dingin dengan kisaran 7C, WNI di Inggris dan Irlandia tetap antusias merayakan Idulfitri.


Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

14 hari lalu

Umat Muslim menghadiri salat Idul Fitri yang menandai akhir Ramadan, di kompleks Al-Aqsa, yang juga dikenal oleh orang Yahudi sebagai Temple Mount, di tengah konflik yang sedang berlangsung di Gaza antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas, di Kota Tua Yerusalem, 10 April 2024. REUTERS/Ammar Awad
Top 3 Dunia: Inggris Ogah Setop Ekspor Senjata ke Israel hingga Ucapan Lebaran Menlu AS

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 10 April 2024 diawali oleh penolakan Inggris untuk menghentikan penjualan senjata ke Israel.