TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Rodrigo Duterte menegaskan tidak akan memprovokasi Cina menyusul laporan Beijing mendaratkan jet tempurnya di Laut Cina Selatan mengingat lemahnya kekuatan militer Filipina.
Dalam pernyataan yang dirilis Istana Malacanang Filipina pada Ahad, 20 Mei 2018, Duterte mengatakan, Filipina tidak memiliki kekuatan militer yang memadai untuk mengkonfrontasi Cina soal sengketa Laut Cina Selatan.
Baca: Duterte Memuji Cina dan Xi Jinping, Ada Apa?
“Apa yang akan kita gunakan jika ada perang? Apakah kita akan saling menampar? Saya bahkan tidak bisa membeli senapan. Itu diberikan kepadaku. Jadi bagaimana kita akan bertarung dengan orang Cina?” kata Duterte, seperti dilansir South China Morning Post pada 20 Mei 2018.
Presiden Filipina tersebut mengatakan tidak ada jaminan Amerika Serikat akan berada di sisinya jika perang dengan Cina benar-benar terjadi.
Baca: Filipina: Pemasangan Rudal oleh Cina Bukan Ditujukan ke Kami
Duterte juga mengatakan, Cina tidak menempatkan jet-jet tempurnya di kepulauan yang disengketakan di Laut Cina Selatan. Jet-jet itu ditempatkan Beijing di daratan yang menghadap ke laut dan memiliki kemampuan mencapai Filipina hanya dalam 5 sampai 10 menit.
Untuk itu, Rodrigo Duterte mengatakan solusi lebih layak adalah dengan menempa perjanjian eksplorasi bersama dengan Cina untuk memanfaatkan potensi laut yang disengketakan. Pernyataan Duterte diberikan menyusul banyaknya kritik terhadapnya terkait sikap diamnya dalam menanggapi laporan terbaru latihan militer Cina di Laut Cina Selatan.