TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi membebaskan 1.000 tahanan warga negara Ethiopia yang dibui di negara Teluk tersebut menyusul berbagai pelanggaran hukum.
Pembebasan tersebut, menurut laporan lembaga siaran Fana Broadcasting Corporation, menyusul permintaan Perdana Menteri Ethiopia Abiy Ahmed yang berada di Riyadh untuk kunjungan kenegaraan selama dua hari yang berakhir pada Sabtu, 19 Mei 2018.
Baca: Ethiopia Berstatus Darurat Seusai Ditinggal Perdana Menteri
Massa antipemerintah berunjuk rasa di kawasan Oromia Ethiopia yang dimulai pada 2015. [File: Tiksa Negeri/Reuters]
"Di antara tahanan yang dibebaskan terdapat 100 wanita," kata kantor berita milik pemerintah Ethiopia itu tanpa menjelaskan penyebab mereka ditahan. "Selanjutnya, para tahanan itu akan dibebaskan pada Ahad, 20 Mei 2018."
Ratusan ribu warga Ethiopia tinggal di kawasan Teluk, sebagian besar berada di Arab Saudi. Namun Riyadh tak bersedia memberikan komentar mengenai keberadaan warga Ethiopia termasuk yang dibebaskan, sebagaimana dilaporkan Al Jazeera, Ahad.
Baca: Polisi Saudi Dituduh Bunuh 3 Pekerja Ethiopia
Tenda para pencari suaka Ethiopia terlihat di kamp pengungsi Somare di perbatasan Ethiopia-Kenya dekat kota Moyale, Kenya 27 Maret 2018. REUTERS/Baz Ratner
Saat ini, pejabat di Riyadh sedang memproses pengusiran lebih dari 500 ribu pendatang asal Ethiopia yang tiba di Arab Saudi secara ilegal. Sejauh ini, 160 ribu orang telah kembali ke negara Tanduk Afrika. Menurut pemerintah Ethiopia, lebih dari 14 ribu warga Ethiopia telah dideportasi dari Arab Saudi pada 2017. "Sedikitnya 70 ribu orang telah kembali ke Ethiopia," tulis Al Jazeera.