TEMPO.CO, Jakarta - Bekas agen mata-mata Rusia, Sergei Skripal, yang terpapar racun saraf bersama putrinya Maret lalu, keluar dari rumah sakit di Inggris. Mantan Kolonel intelijen Rusia berusia 66 tahun itu bersama anak gadisnya, Yuli, ditemukan tidak sadar diri di sebuah bangku taman di selatan Inggris, Salisbury, pada 4 Maret 2018.
"Akibat insiden racun tersebut memicu krisis diplomatik antara Inggris dan Rusia," tulis Al Jazeera, Sabtu, 19 Mei 2018.
Baca: Tidak Ada Bukti Rusia Dalang Penyerangan Skripal
Manten intelijen Rusia dan Inggris, Sergei Skripal sekarat terkena zat tak dikenal di Inggris [Independent.co.uk/AP]
Tudingan Inggris terhadap Moskow yang berada di balik serangan racun saraf tersebut juga menimbulkan krisis politik Rusia-Barat, termasuk Amerika Serikat yang mengusir 100 diplomat Rusia.
Ayah dan putrinya itu, Al Jazeera melaporkan, dalam kondisi kritis selama beberapa pekan. Bahkan salah seorang dokter yang merawat keduanya menyampaikan ketakutannya, jika mereka selamat kemungkinan sarafnya rusak.
Baca: Eks Intel Ganda Rusia Skripal Ditawari Identitas Baru
Petugas kepolisian berjaga-jaga di rumah mantan iintelijen Rusia, Sergei Skripal di Salisbury, 6 Maret 2018. REUTERS/Toby Melville
Namun, kondisi kesehatan keduanya pulih secara cepat. Yulia diperkenankan pulang bulan lalu, sedangkan ayahnya pada Jumat, 18 Mei 2018. "Ini kabar fantastik. Kondisi Sergei Skripal cukup baik sehingga diperbolehkan meninggakan rumah sakit Salibury," kata pimpinan rumah sakit, Cara Charles-Barks melalui sebuah pernyataan.
Presiden Rusia Vladimir Putin gembira mendengar kabar Skripal meninggalkan rumah sakit, tetapi menolak tuduhan bahwa Rusia meracun bekas mata-mata itu dengan racun saraf standar militer.