TEMPO.CO, Santa Fe – Salah seorang siswa korban selamat penembakan di Sekolah Menengah Atas Santa Fe, Texas, Amerika Serikat, menceritakan pengalamannya saat terjadinya penembakan oleh tersangka bernama Dmitrios Pagourtzis, 17 tahun, yang juga seorang siswa di sekolah itu.
Wesley Hill, seorang siswa yang baru saja berada di kelas sekitar 25 menit, tiba-tiba melihat polisi memasuki ruang kelasnya dan langsung mengevakuasi pasca terjadinya penembakan.
Baca: Penembakan di Texas, 9 Siswa Sekolah dan 1 Guru Tewas
“Menakutkan. Saya tidak tahu harus berpikir apa. Jantung saya berdebar keras. Saya tidak tahu harus melakukan apa,” kata dia seperti dilansir Al Jazeera, yang mengutip dari dari media afiliasi ABC News.
Siswa lainnya Dakota Shrader mengaku mendengar suara alarm sekolah berbunyi lalu diikuti tiga ledakan keras. “Orang-orang mulai berlarian,” kata dia kepada ABC-13 KTRK sambil menangis dan terlihat masih terguncang.
Baca: Penembakan di Texas, Pelaku Siapkan Bom dan Panci Berpaku
Seorang siswa Daymon Rabon, seperti dilansir CNN, sedang berada di kelas sebelah saat penembakan terjadi. “Saya pikir tadinya itu suara orang menggedor pintu atau ada barang jatuh,” kata dia, yang mengikuti gurunya untuk mengecek asal sumber suara.
Lalu terdengar 3 ledakan lagi. Saat itu mereka melihat penembak keluar dari ruang kelas seni. “Saat itu kami baru tahu bahwa… ini benar-benar terjadi pada kami,” kata Rabon. Keduanya berbalik ke ruang kelas dan meminta semua siswa untuk memasang barikade.
Mereka mendengar banyak letusan senjata. “Kami bisa mendengar dia (penembak) semakin dekat,” kata Rabon. “Orang-orang pada menangis, benar-benar menangis, tidak percaya sama sekali ini terjadi,” kata dia.
Saat itulah mereka mendengar ada suara tembakan balasan, yang membuat mereka merasa ada harapan.
Menanggapi penembakan sekolah di AS, yang kembali terjadi, Presiden Donald Trump, mengaku sedih dan hatinya hancur. “Penembakan sekolah di AS telah berlangsung terlalu lama,” kata dia. Dia menambahkan,"Kami berduka untuk hilangnya nyawa yang mengerikan ini dan mengirimkan dukungan dan cinta untuk setiap orang yang terdampak dari serangan yang sangat kejam ini."
Lewat Twitter, Trump mencuit,”Penembakan sekolah di Texas. Laporan awal terlihat tidak bagus. Tuhan memberkati semua!”
Menurut CNN, ini merupakan penembakan ketiga di sekolah dalam delapan hari terakhir dan merupakan penembakan ke 22 sejak Januari 2018.
Pada Februari lalu, sebuah penembakan massal terjadi di Sekolah Menengah Atas Marjory Stoneman Douglas, yang menewaskan 17 orang dengan mayoritas siswa. Peristiwa ini memicu unjuk rasa terbesar dalam sejarah AS untuk membatasi peredaran senjata api termasuk senapan semiotomatis AR – 15.
Lewat Twitter, gerakan pembatasan peredaran senjata api menanggapi penembakan di Santa Fe, Texas, ini. “Untuk siswa dan pengajar di SMA Santa Fe, kami bersama anda. #MarchForOurLives,” begitu bunyi cuitan di akun @Amarch4OurLives.