TEMPO.CO, Havana - Kecelakaan pesawat terjadi di Kuba, sesaat setelah pesawat lepas landas dari Bandara Jose Marti, Havana, Kuba, Jumat waktu setempat. Lebih dari 100 orang meninggal akibat insiden jatuhnya pesawat Boeing 737 tersebut.
"Terdapat tiga korban mengalami luka serius di antara 114 penumpang dan awak," kata Presiden Kuba Miguel Diaz dalam berita yang dilaporkan Cuba TV yang dilansir Reuters, Sabtu, 19 Mei 2018.
Dari laporan media yang dikelola negara Kuba, pesawat tersebut dalam penerbangan ke Holguin, Kuba Timur. Terdapat 105 penumpang yang di dalamnya termasuk dari lima anak dan sembilan anggota awak pesawat.
Baca : Raul Castro Segera Lengser sebagai Presiden Kuba
Saat ini api dari kecelakaan tersebut sudah dipadamkan. Pihak berwenang setempat telah melakukan evakuasi dan identifikasi jasad korban. Presiden Diaz Canel mengatakan pihak berwenang sedang melakukan penyelidikan soal penyebab terjadinya kecelakaan.
Puing-puing pesawat yang jatuh tersebut berserakan sejauh 20 km dari selatan Havana, kata seorang saksi yang dijumpai Reuters. Menurutnya, bagian-bagian pesawat terlihat berwarna hitam.
"Kami mendengar sebuah ledakan dan melihat suatu awan besar dengan asap yang membumbung," kata Gilberto Menendez. Gilberto mengelola restoran dekat lokasi kecelakaan di daerah pertanian Boveros.
Direktur Rumah Sakit Calixto Garcia Havana, Carlos Alberto Martinez mengatakan kepada Reuters, bahwa empat korban kecelakaan telah dibawa ke sana. Satu telah meninggal dan tiga lainnya, semua wanita, berada dalam kondisi terluka serius. "Dia masih hidup, tetapi tubuhnya terbakar dan bengkak," kata salah seorang korban selamat di rumah sakit.
Menurut media pemerintah Kuba, penerbangan itu disewa oleh maskapai penerbangan Cubana dari sebuah maskapai kecil Meksiko bernama Damojh atau Global.