TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, mengangkat masalah bom di Surabaya dalam Debat Terbuka Dewan Keamanan PBB, yang diselenggarakan di Markas Besar PBB, New York Amerika Serikat, Kamis, 17 Mei 2018. Dalam forum tersebut, Retno menegaskan, Indonesia tidak takut pada terorisme dan tidak akan memberi ruang bagi ekstrimisme dan terorisme.
Menlu Retno kemudian mengajak seluruh anggota PBB untuk bersatu dalam mengembangkan pendekatan global yang komprehensif dalam memerangi terorisme dan ekstrimisme.
Menurut Retno, masyarakat dunia adalah konstituen dari Dewan Keamanan PBB. Oleh karena itu, perlu bagi Dewan Keamanan PBB menjalankan mandatnya dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan internasional dengan menjadi bagian dari solusi dan bukan bagian dari permasalahan itu sendiri.
Hal ini dikatakan Menlu Retno terkait dengan implementasi hukum internasional yang bertujuan melindungi pihak yang lemah dari tekanan pihak yang kuat.
"Pentingnya anggota Dewan Keamanan PBB menegakkan hukum internasional dan mengimplementasi berbagai resolusi yang dihasilkan agar kerja dan berbagai produk yang dihasilkannya bermanfaat dan dapat dirasakan oleh masyarakat dunia. Menjadi tanggung jawab Dewan Keamanan PBB untuk bekerja sesuai hukum internasional, mengimplementasikan semua komitmen dan resolusi yang dihasilkan agar tidak seperti sekarang. Contohnya, banyak resolusi mengenai Palestina yang dihasilkan tidak diimplementasi,” kata Retno.
Baca: Menlu Retno Marsudi Berangkat Ke Pentagon
Menteri luar negeri, Retno Marsudi, sedang mengikut debat di Majelis Umum PBB, 17 Mei 2018. Foto : dokumen Kemenlu
Baca: Menlu Retno Marsudi Siap Debat Terbuka di PBB
Dalam pernyataannya, Retno juga menyampaikan pentingnya pengaturan dan arsitektur kawasan sebagai building block untuk tercapainya perdamaian dan stabilitas global. Dalam hal ini Menlu RI mencontohkan organisasi regional seperti ASEAN telah banyak berkontribusi dalam menciptakan ekosistem perdamaian dan stabilitas di kawasan Asia Tenggara, dengan mengedepankan penyelesaian sengketa secara damain, membiasakan dialog dan solusi yang memenangkan semua pihak atau biasa disebut win-win solution.
Menlu Retno Marsudi menyatakan, perdamaian di kawasan ASEAN telah berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan keamanan global. ASEAN akan terus menjadi garda terdepan dalam mewujudkan perdamaian tidak hanya di Asia Tenggara namun juga di Indo-Pasifik.