Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

3 Korban Pemandulan Paksa Gugat Pemerintah Jepang

image-gnews
(dari kiri) PM Jepang Shinzo Abe, Presiden AS Donald Trump, dan PM Australia,  Malcolm Turnbull dalam pertemuan ASEAN Summit di Manila, Filipina, 13 November 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
(dari kiri) PM Jepang Shinzo Abe, Presiden AS Donald Trump, dan PM Australia, Malcolm Turnbull dalam pertemuan ASEAN Summit di Manila, Filipina, 13 November 2017. REUTERS/Jonathan Ernst
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Tiga orang yang dipaksa untuk mandul menggugat pemerintah Jepang. Ketiganya menjadi korban pemaksaan sterilisasi pada tahun 1948 hingga 1996. Jepang bermaksud mencegah lahirnya manusia berkualitas buruk saat itu. 

Ketiga korban pemandulan paksa itu bergabung dengan sebuah gerakan sebagai bagian dari langkah untuk menuntut pemerintah Jepang meminta maaf dan memberikan kompensasi bagi para korban.

Baca: Pria Ini Bunuh Diri Setelah Tahu Istrinya Mandul  

Gugatan yang diajukan di Tokyo dan beberapa tempat lain di Jepang dibuat setelah tindakan hukum yang diambil oleh seorang korban awal tahun ini.

Salah satu pengggugat, Saburo Kita, dipaksa untuk disterilkan saat masih remaja. Setelah menikah, ia tidak pernah memberi tahu istrinya dan baru mengungkapnya sebelum kematian istrinya pada tahun 2013.

"Kami menuntut 30 juta yen (Rp 3,8 miliar) kompensasi dari pemerintah," kata pengacaranya, Naoto Sekiya, seperti diilansir Japan Today pada 17 Mei 2018.

Selain Kita yang menggunakan nama samaran, dua korban lain dari Sendai dan utara Hokkaido juga akan mengajukan gugatan.

Kementerian Kesehatan Jepang mengakui bahwa sekitar 16.500 orang secara paksa disterilisasi di bawah undang-undang eugenika antara tahun 1948 dan 1996.

Undang-undang mengizinkan dokter untuk mensterilkan atau memandulkan orang-orang dengan cacat intelektual yang diwariskan, untuk mencegah generasi keturunan berkualitas buruk.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Baca: Wanita Pakai Narkoba seperti Jennifer Dunn, Awas Mandul

Saat itu, 8,500 orang lagi disterilkan atas kemauan sendiri.

Pemerintah Jepang telah berulang kali menolak permohonan individu dari korban untuk meminta maaf dan menawarkan kompensasi, mengatakan prosedur itu legal pada saat itu.

Pada Januari lalu, seorang wanita berusia 60 tahun menjadi orang pertama yang mengajukan gugatan. Ia menuntut kompensasi 11 juta yen atas sterilisasi paksa saat dia berusaia 15 tahun.

Pada Maret lalu, anggota parlemen Jepang berjanji untuk mempertimbangkan kompensasi bagi korban, namun korban dan pendukung mereka mengatakan prosesnya bergerak terlalu lambat. 

Selain Jepang, Jerman dan Swedia juga pernah mengaktifkan hukum eugenik dan pemerintah telah meminta maaf dan membayar kompensasi kepada para korban pemandulan paksa. 

JAPAN TODAY|CHANNEL NEWS ASIA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

22 jam lalu

Tunggal putra Jepang Kento Momota saat ditemui di mixed zone Indonesia Open 2023, Selasa, 13 Juni 2023. TEMPO/Randy
Mengenal Kento Momota, Pebulu Tangkis Jepang yang Pensiun Usia 29 Tahun

Pebulu tangkis Jepang yang juga dunia dua kali Kento Momota mengumumkan pensiun


Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

1 hari lalu

Orang-orang menikmati bunga sakura di Tokyo, Jepang, 20 Maret 2023. REUTERS/Androniki Christodoulou
Bikin Turis Indonesia Dikecam, Ini yang Perlu Diketahui dari Pohon Sakura di Jepang

Perilaku sekelompok turis asal Indonesia di Jepang mengundang kecaman luas gara-gara perilakunya terhadap bunga sakura yang sedang bermekaran.


Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

3 hari lalu

Ilustrasi video viral. shutterstock.com
Viral WNI Rusak Pohon Sakura di Jepang, Kemenparekraf Ingatkan Wisatawan Harus Bertanggung Jawab

Kemenparekraf angkat bicara soal video viral perusakan pohon sakura oleh WNI.


Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

5 hari lalu

Jalan Nakamise menuju kuil Senso-ji di distrik Asakusa, tempat wisata populer, di tengah pandemi penyakit virus corona (COVID-19), di Tokyo, Jepang, 24 Desember 2021. REUTERS/Issei Kato
Turis Thailand Dikritik karena Tulis Nama dan Ungkapan Cinta di Jembatan Jepang

Perilaku pasangan tersebut yang merusak properti publik di Jepang dianggap mencemarkan nama baik Thailand.


Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

5 hari lalu

Pengunjung menikmati keindahan bunga sakura yang bermekaran di tengah pandemi COVID-19 di Taman Ueno di Tokyo, Jepang 30 Maret 2022. REUTERS/Issei Kato
Viral Diduga Turis Indonesia Rusak Pohon Sakura di Jepang, Ketahui Etika Menikmati Hanami

Jika ingin melihat sakura mekar di Jepang dan menikmati keindahannya, silakan melakukannya secara bertanggung jawab dan ikuti aturannya.


Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

9 hari lalu

Kantor Kementerian Luar Negeri RI di Jln. Pejambon, Jakarta. Sumber: Suci Sekar/Tempo
Video Viral WNI di Jepang Minta Bantuan Dana untuk Operasi

Kementerian Luar Negeri RI memastikan telah menangani kasus video viral WNI di Jepang yang meminta bantuan untuk biaya operasi.


Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

12 hari lalu

Seorang peserta melihat-lihat toilet umum yang didesain ulang sebagai bagian dari proyek untuk mengubah toilet umum menjadi toilet yang dapat digunakan dengan nyaman oleh semua orang, selama Tur Antar-Jemput Toilet Tokyo, di kawasan Shibuya, di Tokyo, Jepang 4 April 2024. REUTERS /Kim Kyung-Hoon
Toilet Umum di Tokyo jadi Atraksi Wisata, Turis Rela Bayar Rp519 ribu untuk Ikut Tur

Satu perjalanan, peserta akan diajak mengunjungi delapan atau sembilan toilet umum di Tokyo dengan menggunakan mobil.


Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

13 hari lalu

Akashi Kaikyo Bridge mempunyai Ketinggian 298,3M, berada di atas Selat Akashi dan menghubungkan kota Kobe di Pulau Honshu sampai Iwaya di Pulau Awaji. Jembatan ini adalah jembatan terpanjang di dunia kategori jembatan gantung, dengan rentang pusat 1.991 meter. panoramio.com
Menilik Jembatan Gantung Akashi Kaikyo di Jepang yang Beroperasi Sejak 26 Tahun Silam

Genap berusia 26 tahun, inilah fakta-fakta jembatan gantung cantik Akashi Kaikyo di Jepang, termasuk tahan gempa bumi hingga 8,5 SR.


AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

14 hari lalu

Kapal militer Tiongkok beroperasi di Whitsun Reef di Laut Cina Selatan, 2 Desember 2023. Penjaga Pantai Filipina/Handout via REUTERS.
AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.


Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

15 hari lalu

Petugas Bea Cukai Tanjung Perak Surabaya menunjukkan sampah impor terpapar limbah asal Australia di Terminal Petikemas Surabaya, 9 Juli 2019. Sampah plastik itu tercampur ke dalam sampah kertas (waste paper) yang diimpor dari negara seperti Amerika Serikat (AS), Australia, Prancis, Jerman dan Hong Kong oleh sejumlah pabrik kertas untuk bahan baku kertas baru. ANTARA FOTO/Didik Suhartono
Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.