TEMPO.CO, Singapura – Perdana Menteri Singapura, Lee Hsien Loong, mengkritik ketegangan perdagangan antara Amerika Serikat dan Cina karena ini merugikan kegiatan bisnis. Dia juga mengatakan ketegangan ini mengancam kemakmuran global terutama negara-negara kecil seperti Singapura.
“Pemerintah Amerika di bawah Presiden Donald Trump merasa negara-negara lain mendapat keuntungan dari sistem global dengan merugikan AS,” kata Lee Hsien Loong saat berpidato di parlemen Singapura, Rabu, 16 Mei 2018.
Baca: Perang Dagang Amerika -- Cina, Dulu Versus Eropa dan Jepang
Lee mengatakan negara-negara barat mulai mempertanyakan manfaat dari keterbukaan dan perdagangan bebas dan ini menekan proses globalisasi.
Presiden Cina, Xi Jinping dan Presiden AS, Donald Trump. REUTERS
Baca Juga:
“Mereka ingin memastikan bahwa AS mendapat manfaat langsung – untuk setiap produk dari setiap negara,” kata Lee. Dan isu perdagangan ini menjadi isu teratas bagi AS terutama dalam hubungannya dengan Cina.
Baca: Perang Dagang Amerika -- Cina, Defisit Dagang Rp 5200 Triliun
“AS masih lebih kuat tapi Cina mulai tumbuh kekuatannya, pengaruh dan kepercayaan dirinya,” kata Lee, yang merupakan putra dan penerus dari pendiri Singapura, Lee Kuan Yew.
Lee menambahkan,”Jika ada saling tidak percaya dan persaingan antara kedua negara, itu merupakan langkah kecil terkait perselisihan perdagangan dan melebar ke pertengkaran yang lebih serius.”
Menurut Lee, AS dan Cina masih jauh dari melakukan perang terbuka. “Tapi tidak jelas ke arah mana hubungan keduanya,” kata Lee.
Lee berpndapat jika AS dan Cina semakin sering berkonflik,”Itu akan buruk tidak hanya bagi keduanya tapi juga bagi seluruh dunia.” Sebaliknya, jika kedua negara bersepakat membagi dunia untuk kepentingan keduanya dengan membuat berbagai peraturan maka itu juga akan merugikan negara-negara kecil.
“Sebagai negara kecil dan terbuka, Singapura akan selalu rapuh terhadap apa yang terjadi di sekitarnya. Seperti yang pernah dikatakan Lee Kuan Yew,’Ketika gajah berkelahi maka rumput menderita tapi ketika mereka bercinta rumput juga menderita.’”
Lee lalu memberikan saran kepada parlemen Singapura. “Itu sebabnya kita harus selalu menyadari apa yang terjadi di sekitar kita dan bersiap untuk perubahan dan kejutan.”
Seperti dilansir Reuters, Amerika dan Cina sedang menjajaki solusi untuk mengatasi defisit perdagangan AS terhadap Cina, yang mencapai sekitar US$375 miliar atau sekitar Rp5300 triliun pada tahun lalu. Ini membuat Trump sempat mengeluarkan kebijakan menaikkan tarif impor sekitar 10 — 25 persen berbagai produk dari Cina seperti baja, aluminium, dan elektronik. Cina membalas dengan menaikkan tarif dengan kisaran sama untuk berbagai produk pertanian AS seperti kedelai dan komponen pesawat terbang.