TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Bekas Jaksa Agung Malaysia, Tan Sri Abdul Gani Patail, mengungkapkan rencananya menuntut bekas Perdana Menteri Najib Razak terkait Skandal 1MDB pada 2015 kepada PM Mahathir Mohamad, yang baru terpilih.
“Saya ingin tahu apa yang terjadi ketika dia diberhentikan dan apa hasil dari investigasi saat itu,” kata Mahathir kepada pers dalam jumpa pers di Gedung Perdana Leadership Foundation, Putrajaya, Rabu, 16 Mei 2018. Mahathir bertemu Gani kemarin.
Baca: Amerika Tetap akan Sita Kapal Pesiar Terkait Skandal 1MDB
1MDB merupakan singkatan dari 1 Malaysia Development Berhad, yang merupakan perusahaan investasi di bawah pengawasan pemerintah Malaysia. Puluhan triliun rupiah uang rakyat Malaysia diduga dicuri oleh manajemen untuk berfoya-foya. Nama Najib Razak disebut-sebut terlibat dalam skandal besar ini.
Sebuah kapal pesiar mewah bernama "Equanimity" terlihat di pelabuhan Benoa di Bali, 28 Februari 2018. Indonesia telah menyita kapal pesiar mewah seluas 92 meter di pulau wisata Bali yang diinginkan oleh otoritas AS. AP
Mahathir mengatakan Gani bertemu dengannya kemarin. Saa itu Gani menceritakan bahwa dia sedang menyiapkan dakwaan terhadap Najib saat diberhentikan sebagai Jaksa Agung.
Baca: KPK Malaysia Punya Bukti Aliran Dana 1MDB ke Rekening Najib Razak
Gani memimpin sebuah Gugus Tugas Khusus untuk menginvestigasi uang senilai RM2,6 miliar yang masuk rekening Najib Razak dan kas SRC International, yang terafiliasi dengan 1MDB. Saat ini, Najib baru saja kalah pemilu 2018 dari Mahathir Mohamad.
Pemerintah Amerika Serikat Bidik 1MDB
Namun tiba-tiba, Gani digantikan M Apandi Ali dengan alasan kesehatan meskipun publik menduga penggantian itu bagian dari upaya Najib untuk menutup investigasi kasus dugaan korupsi 1MDB.
Saat itu dokumen dakwaan sudah beredar tapi pemerintah era PM Najib membantah dengan menyebutnya palsu. Anggota lainnya dari Gugus Tugas Khusus itu adalah bekas Kepala Polisi Khalid Abu Bakar, bekas Gubernur Bank Nasional Zeti Akthar Aziz, bekas KPK Malaysia (MACC) Abu Kassim Mohamed.
Sejak terpilih menjadi PM, Mahathir telah membebas-tugaskan Apandi dan secara tidak langsung menuding ada upaya untuk menyembunyikan atau menghilangkan barang bukti dalam kasus 1MDB. Apandi sendiri membantah tudingan itu.
Sedangkan PM Najib Razak mengatakan uang di rekening pribadinya sebanyak RM2,6 miliar atau sekitar Rp9,3 triliun merupakan donasi dari keluarga kerajaan di Arab Saudi. Namun penyelidikan di tingkat internasional oleh Amerika Serikat, misalnya, menunjukkan adanya indikasi aliran dana 1MDB masuk ke rekening Najib.
Sedangkan Najib sendiri telah membantah memanfaatkan dana 1MDB untuk kepentingannya sendiri. Kemarin, Najib mengatakan dia berharap ada dakwaan kepada Najib segera.
Dalam kesempatan sama, PM Mahathir mengatakan bakal melunasi utang 1MDB jika termasuk dalam jaminan pemerintah. “Kami harus melakukannya.. jik melibatkan pemerintah, maka pemerintah harus bayar,” kata Mahathir seperti dilansir Reuters.
Mahathir juga mengatakan otoritas Malaysia akan bekerja sama dengan AS, Swis, Singapura dan Luxemburg untuk mengembalikan uang negara dalam skandal 1MDB yang dicuri. “Kami akan mengontak pemerintahan dari negara-negara lain untuk mengembalikan uang negara,” kata dia.