TEMPO.CO, Jakarta - Anwar Ibrahim, tokoh oposisi di masa pemerintahan Perdana Menteri Najib Razak, merasa tidak yakin bisa menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah keluar dari penjara hari ini, Rabu, 16 Mei 2018.
Ketidakyakinan Anwar bisa menjadi Perdana Menteri itu disampaikan langsung kepada sahabat karibnya dari Indonesia, Fahmi Idris. "Saya tidak yakin bisa menjadi Perdana Menteri. Itu kan omongan Mahathir. Saya mendukung beliau sebagai pemimpin," kata Fahmi kepada Tempo mengutip ucapan Anwar yang ditemuinya di rumah sakit di Kuala Lumpur, Selasa, 15 Mei 2018.
"Bisa saja apa yang disampaikan Mahathir berubah," Anwar menambahkan seperti ditirukan Fahmi.
Kabar dari Channel News Asia menyebutkan, pemimpin de facto Partai Keadilan Rakyat (PKR) Anwar Ibrahim meninggalkan Cheras Rehabilitation Hospital untuk menjadi orang bebas setelah mendapatkan pengampunan dari Raja Malaysia.
Baca: Anwar Ibrahim Keluar dari Rumah Sakit, Para Pendukung Heboh
PM Mahathir Mohamad (kanan) menyambut bekas Deputi PM Anwar Ibrahim (kiri) di Istana Negara Malaysia seusai Anwar dibebaskan dari Penjara Sungai Buloh, Kuala Lumpur, Malaysia, Rabu, 16 Mei 2018. Bernama
Anwar keluar dari rumah sakit masih dalam kondisi lemas setelah menjalani operasi karena bahunya bermasalah. Dia tampak tersenyum dan melambaikan tangan ketika para pendukungnya tepuk tangan.
Perdana Menteri Malaysia Baru Mahathir Mohamad ditemani istri Anwar Ibrahim Wan Azizah menggelar konferensi pers usai dilantik sebagai Perdana Menteri Malaysia yang ke-7 di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Mei 2018. Mahathir Mohamad, resmi menjadi PM Malaysia ke-7 menggantikan Najib Razak. REUTERS/Lai Seng Sin
Mahathir Mohamad, pemimpin koalisi Pakatan Harapan, terpilih menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah koalisi partainya yang disokong kuat oleh PKR meraih 122 kursi di parlemen. Sedangkan Barisan Nasional, aliansi partai pimpinan Najib Razak hanya meraih 79 kursi dari 222 kursi di Parlemen Malaysia.
Baca: Anwar Ibrahim: Kami Dukung PM Mahathir
Dalam pidato kemenangannya, Mahathir mengatakan bahwa dia hanya akan menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia selama satu atau dua tahun, selepas itu akan diberikan kepada Anwar Ibrahim.
Menurut Wan Azizah Wan Izmail, Wakil Perdana Menteri yang juga istri Anwar Ibrahim, penunjukan suaminya sebagai Perdana Menteri Malaysia tidak bisa dilakukan tergesa-gesa. "Suami saya perlu pemulihan setelah dirawat di rumah sakit."