TEMPO.CO, Jakarta - Departemen Audit Nasional Malaysia mengungkapkan lembaga investasi 1Malaysia Development Bhd atau 1MDB membutuhkan dana sekitar RM.42.26 miliar atau setara Rp.150 trilun untuk membayar pinjaman dan bunga jatuh tempo pinjaman periode November 2015 - Mei 2039.
Dikutip dari malaymail.com pada Selasa, 15 Mei 2018, dalam ringkasan Audit Nasional Malaysia yang telah di deklarasi, 1MDB juga harus menyiapkan dana besar untuk melunasi komitmen-komitmennya dalam beberapa tahun, yakni RM.4.88 miliar untuk 2016, RM.14.74 miliar pada 2023 dan RM.5.14 miliar pada 2039.
Dalam laporan itu, dikatakan pula 1MDB akan membutuhkan dana RM.1.52 miliar per tahun antara November 2015 dan Mei 2024 untuk melunasi pinjamannya. Departemen Audit Nasional Malaysia menemukan saldo pinjaman atau modal investasi grup 1MDB sebesar RM.55 miliar sedangkan nilai aset-aset 1MDB sebesar RM.58.6 miliar.
Sementara itu, sebuah sumber di lembaga antikorupsi Malaysia atau MACC mengatakan kepada Reuters bawah MACC menemukan bukti yang memperlihatkan pada akhir 2015 terdapat dana sebesar RM.42 miliar atau setara US$.14.2 juta yang ditransfer dari ke anak perusahaan 1MDB ke rekening pribadi mantan perdana menteri Malaysia, Najib Razak. Akan tetapi, rekomendasi untuk dilakukan investigasi lebih lanjut telah ditolak oleh Jaksa Agung.
Baca: Amerika Tetap akan Sita Kapal Pesiar Terkait Skandal 1MDB
Muhyiddin: Najib Terima US$ 700 Juta dari 1MDB
Baca: Eksklusif -- Welsh: Najib Razak Kemungkinan Terkena Proses Hukum
Najib, yang kalah dalam pemilu parlemen 9 Mei 2018, sampai sekarang masih menyangkal telah melakukan kesalahan dan menyatakan tidak terlibat dalam tuduhan dugaan skandal korupsi 1MDB. Dia berkeras, uang sebesar US$.681 juta yang ada dalam rekeningnya adalah uang donasi dari Kerajaan Arab Saudi.