TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Putri bekas Deputi Perdana Menteri Malaysia, Anwar Ibrahim, yaitu Nurul Izzah, mengatakan dia menghadapi persaingan sengit untuk menjadi anggota parlemen saat pemilu Malaysia 2018.
“Perjuangan paling besar bagi saya adalah menyadari saya bertarung lawan dua kandidat lainnya,” kata Nurul, yang juga wakil Presiden Partai Keadilan Rakyat, kepada Tempo lewat WhatsApp, Ahad, 13 Mei 2018.
Baca: Eksklusif -- Putri Anwar Ibrahim Cerita Momen Kemenangan Pemilu
Nurul, 37 tahun merupakan kandidat anggota parlemen untuk daerah Permata Pauh di negara bagian Penang. Dia meraih 35.534 suara dari total 84,789 suara. PKR tergabung dalam koalisi Pakatan Harapan, yang diusung empat partai politik oposisi.
Dia mengalahkan kandidat Barisan Nasional, yang merupakan partai pendukung pemerintah Malaysia dan telah berkuasa selama 61 tahun, yaitu M. Zaidi M Said, yang mendapat 19,866 suara. Kandidat ketiga adalah Afnan Hamimi Taib Azamudden dari Partai Islam SeMalaysia, yang mendapat 14,428 suara.
Baca: Eksklusif -- Wan Azizah: Mahathir -- Anwar Ibrahim Bahas Kabinet
Kursi di Permatang Pauh ini, seperti dilansir Channel News Asia, telah dimenangkan Anwar atau istrinya, Presiden PKR, Wan Azizah Wan Ismail, sejak 1982. Pada pemilu Malaysia 2018 ini, Wan Azizah pindah ke Kota Pandan di Selangor.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad menunjuk tiga menteri senior Malaysia pada Sabtu, 12 Mei 2018. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin, Menteri Pertahanan Mohammad Sabu, dan Menteri Keuangan, Lim Guan Eng. MalayOnline
“Alhamdulillah, mesin partai kami melakukan tugas terbaik membantu kampanye dan kami menang,” kata Nurul.
Menurut Nurul, para pemilih di Permatan Pau menyadari perubahan sudah mendesak. “Saya berkonsentrasi pada isu nasional seperti GTS, 1MDB, biaya hidup malaysia, sambil mengangkat isu di akar rumput seperti lapangan kerja, gaji yang stagnan, kesempatan bagi generasi muda dan hak-hak kaum perempuan,” kata dia.
Nurul mengatakan komitmennya untuk memperjuangkan isu ini bukan sekadar kata-kata. “Saya akan melanjutkan dan membangun mekanisme yang sesuai untuk mulai menangani isu-isu ini.”
Mengenai keterlibatannya dalam politik, Nurul mengatakan dia ingin memperjuangkan reformasi. “Kami hanya layak selama kami menjadi perwakilan efektif bagi kepentingan rakyat. Kita tidak boleh melupakan ini.”
Nurul, yang merupakan putri pertama Anwar Ibrahim, menambahkan,”Saya ingin reformasi terjai sehingga Malaysia dapat mencapai potensi sebenarnya sebagai sebuah negara demokratis dan semua entitas beragam untuk satu Malaysia.”