TEMPO.CO, Jakarta - Mantan menteri luar negeri Amerika Serikat, John Kerry, mendadak menjadi sorotan setelah sejumlah foto yang beredar luas memperlihatkannya diam-diam meninggalkan sebuah pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif, pada awal Mei 2018. Beberapa media di Amerika Serikat melaporkan pertemuan ini adalah upaya terakhirnya untuk menyelamatkan kesepakatan nuklir internasional dengan Iran.
Baca: Masalah Nuklir, Rakyat Iran Demonstrasi Anti-Amerika Serikat
John Kerry mengadakan pertemuan rahasia dengan Menteri Luar Negeri Iran, Javad Zarif. twitter.com
Kerry adalah salah satu 'arsitek' yang membuat pakta kesepakatan itu. Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, menyalahkannya karena telah melakukan negosiasi dengan buruk. Trump saat ini telah memutuskan untuk keluar dari kesepakatan yang disetujui pada 2015 itu.
Dikutip dari situs english.alarabiya.net pada Senin, 14 Mei 2018, sebuah foto yang diunggah oleh mantan penulis pidato Trump, Jason Osborne, melalui akun twitternya memperlihatkan Kerry meninggalkan sebuah pertemuan dengan pejabat pemerintah Iran secara individu di Paris, Prancis dimana foto ini menguatkan pemberitaan Boston Globe sebelumnya.
"John Kerry baru saja meninggalkan sebuah pertemuan bersama tiga delegasi Iran. Seorang teman yang duduk dekat meja mereka mendengar John Kerry menyebut nama Presiden Trump. Tiga warga negara Iran itu memiliki lima pengawal. Apakah dia (Kerry) telah mendaftarkan FARA?," kata Osborne.
FARA adalah kepanjangan dari Foreign Agents Registration Act, yakni sebuah undang-undang yang mewajibkan agen-agen asing mendaftarkan diri pada pemerintah Amerika Serikat. Cuitan Osborne itu ditanggapi miring oleh portal pemberitaan konservatif Amerika Serikat, The Western Journal, yang menyebut Osborne sedang menggambarkan seakan Kerry sedang bertindak sebagai seorang agen atas nama Iran.
Baca: Soal Nuklir, Iran Siap Perang Melawan Amerika Serikat
Sebelum Trump memantapkan diri keluar dari kesepakatan nuklir internasional dengan Iran, dalam sebuah wawancara dengan CNN, Kerry mengatakan negara-negara kekuatan dunia lebih aman jika Amerika Serikat berkomitmen pada kesepakatan ini. Sebab sampai sekarang, Iran pun berkomitmen dengan perjanjian itu.