TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Pengamat politik Malaysia, Bridget Welsh, mengatakan Perdana Menteri Mahathir Mohamad berpeluang melakukan reformasi di bidang ekonomi dan politik untuk mengatasi berbagai masalah yang ada.
“Saya kira Mahathir setidaknya bisa memerintah selama 2 tahun karena dia yang mendapat mandat,” kata Welsh kepada Tempo, Ahad, 13 Mei 2018.
Mahathir, 92 tahun, menurut Welsh yang merupakan associate professor di John Cabot University di Roma, Italia, memiliki kemampuan dan ketokohan untuk membuat dan melaksanakan kebijakan signifikan untuk perubahan negara.
Baca: Eksklusif -- Wan Azizah: Mahathir -- Anwar Ibrahim Bahas Kabinet
“Mahathir juga bakal menjadi ‘jembatan yang efektif’ terhadap orang-orang yang berada di dalam sistem,” kata Welsh, yang memantau jalannya pemilu Malaysia pada 9 Mei 2018 di lapangan.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad menunjuk tiga menteri senior Malaysia pada Sabtu, 12 Mei 2018. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin, Menteri Pertahanan Mohammad Sabu, dan Menteri Keuangan, Lim Guan Eng. MalayOnline
“Mahathir juga tidak terkungkung oleh orang lain karena usianya. Ini sempurna untuk mengimplementasikan reformasi ekonomi dan politik,” kata Welsh.
Baca: Eksklusif -- Pengamat Welsh Memuji Tindakan Mahathir Cekal Najib
Saat ditanya apakah setelah Anwar Ibrahim, yang merupakan bekas deputi PM pada era Mahathir dan ketua umum Partai Keadilan Rakyat, dibebaskan dari tahanan di penjara maka Mahathir bisa langsung mundur, Welsh menjawab,”Anwar bisa menjadi pendamping yang bagus untuk Mahathir dan akan segera mendapat gilirannya (untuk memerintah).”
Seperti diberitakan sebelumnya, koalisi Pakatan Harapan pimpinan Mahathir berhasil mengalahkan Barisan Nasional, yang dipimpin Najib Razak. PH mendapat 113 kursi di parlemen sementara BN hanya mendapat 79 kursi.
Ini membuat PH dapat membentuk pemerintahan dengan menguasai mayoritas sederhana dari total kursi 222 di parlemen Dewan Rakyat. PH mengusung Mahathir, yang pernah menjadi PM selama 22 tahun hingga 2003, menjadi kandidat PM pada pemilu ini.
Dalam kesepakatan yang dibuat di koalisi partai pendukung PH, Mahathir akan menyerahkan posisi Perdana Menteri kepada Anwar jika bekas wakilnya dulu itu telah dibebaskan dari penjara. Namun, Anwar harus mengikuti pemilihan umum terlebih dulu dan menjadi anggota parlemen agar bisa menempati posisi PM. Saat ini, Presiden PKR, Wan Azizah Wan Ismail, disepakati menjadi wakil PM Mahathir hingga status Anwar keluar dari penjara. Wan Azizah adalah istri Anwar.