TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Barisan Nasional, khususnya Partai Umno, menyiapkan serangan balik terhadap pemerintahan Pakatan Harapan, yang diketuai Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Mohamad.
Sebuah pesan berisi kalkulasi kekuatan dan kelemahan pemerintahan baru Malaysia, yang dimenangkan koalisi partai oposisi Pakatan Harapan pada pemilu Malaysia 2018, beredar di jajaran pimpinan Umno.
Baca: Eksklusif -- Akademisi: Mahathir Kunci Menang Pemilu Malaysia
“Dengan hanya menguasai 121 kursi, pemerintahan PH ini lemah,” begitu bunyi pesan yang beredar lewat WhatsApp di kalangan petinggi Partai Umno, Sabtu, 12 Mei 2018. “Waktu ada di pihak kita.”
Seorang petinggi Umno mengatakan kepada Tempo,”Pesan itu dikirimkan kepada saya.”
Pesan ini, yang tidak disebutkan pengirimnya, berisi kalkulasi jumlah kursi parlemen yang dikuasai koalisi oposisi Pakatan Harapan berada di bawah jumlah kursi yang dikuasai Barisan Nasional saat memerintah kemarin.
Baca: Kalahkan Najib Razak, Mahathir Mohamad Dilantik Jadi PM Malaysia
Saat itu, BN, yang dipimpin Najib Razak, menguasai 133 kursi dari total 222 kursi di parlemen Dewan Rakyat.
Ini hasil rekapitulasi perhitungan perolehan kursi dari partai peserta pemilu Malaysia. Koalisi Pakatan Harapan meraup 112 kursi sehingga menguasai mayoritas sederhana di parlemen Dewan Rakyat, Kamis, 10 Mei 2018. Election Commission Malaysia
“Itu sebabnya, ini pemerintahan yang rapuh dan dapat jatuh kapan saja jika anggota parlemen mereka di Sabah dan Sarawak membelot,” begitu bunyi pesan itu.
Pesan internal ini juga membahas peran Perdana Menteri Mahathir Mohamad dalam membuat solid empat partai pendukung PH.
“Pada kenyataannya adalah dia berusia 93 tahun dan kemampuannya untuk menjalani tekanan sebagai PM masih dipertanyakan,” begitu bunyi pesan ini. “Terlepas dari itu, kesehatan dan usianya akan memaksanya menarik diri dari panggung politik.”
Pesan itu juga menyoroti karakter Mahathir yang disebut sebagai “mentalitas kuku besi”, yang dikenal selama ini. “Publik akan segera melihat wajah aslinya,” begitu bunyi pesan itu.
Perdana Menteri Mahathir Mohamad menunjuk tiga menteri senior Malaysia pada Sabtu, 12 Mei 2018. Mereka adalah Menteri Dalam Negeri Muhyiddin Yassin, Menteri Pertahanan Mohammad Sabu, dan Menteri Keuangan, Lim Guan Eng. MalayOnline
PH juga disebut memberikan banyak janji-janji manis kepada rakyat untuk memenangkan pemilu. Ini seperti menghapus pajak goods and services tax (GST), tidak menagih kredit pada program transmigrasi Felda, menyediakan dana pensiun bagi ibu rumah tangga (EPF) dan membagikan kartus peduli kesehatan.
Total biaya yang akan ditanggung anggaran pemerintah dengan semua program itu mencapai sekitar RM32 miliar atau Rp113 triliun. “Ini saja setara dengan total defisit anggaran federal 2017,” begitu kalkulasi yang dijabarkan dalam pesan ini. ”Ini belum termasuk subsidi untuk bahan bakar minyak.”
Penulis juga mengkritik janji 100 hari untuk menaikkan gaji minimum di Sarawak dan Sabah sebanyak 8,5 persen. Ini bisa menyebabkan inflasi.
“Segera, rakyat akan menyadari realita keras bahwa harga terus naik bahkan setelah pajak GST dihapus dan Tun M kembali berkuasa.” Tulisan itu menambahkan,”Rakyat akan mulai memplesetkan singkatan PH sebagai “Price Hikes” (harga-harga naik).”
Pesan internal ini juga memprediksikan nasib PH akan sama seperti BN, yang disalahkan karena kenaikan harga-harga bahan pokok. “PH akan membuat kesalahan. PH akan jatuh suatu hari nanti,” kata penulis pendukung Barisan Nasional ini. “Negara butuh kita. Tetap BN.”
Mahathir dulu merupakan salah satu petinggi Partai Umno dan Barisan Nasional, yang kemudian membentuk Partai Pribumi Bersatu Malaysia sebagai partai oposisi pada 2016.