TEMPO.CO, Jakarta - CEO AirAsia, Tony Fernandes merilis video permintaan maaf kepada publik Malaysia karena mendukung Najib Razak dan Barisan Nasional pada pemilihan umum ke 14 negara itu.
Dalam pernyataannya pada Ahad, 13 Mei 2018, Tony Fernandes berdalih terpaksa mendukung Najib dan koalisinya karena mendapat tekanan besar.
Baca: Polisi Malaysia Kepung Rumah Pribadi Najib Razak
"Di bawah tekanan kuat, saya tertekuk. Itu tindakan yang tidak benar, saya selamanya akan menyesalinya." Kata Fernandes, eperti dilansir Channel News Asia.
"Saya minta maaf sekali lagi untuk rasa sakit dan luka yang saya sebabkan."
Dalam video tujuh menit yang diunggah di Facebook , Fernandes mengatakan dia berpikir langkah itu bisa menenangkan pemerintahan Najib.
Baca: Mahathir Mohamad: Saya Punya Cukup Bukti Najib Razak Korupsi
Fernandes mengatakan, Najib terus menekannya atas keputusan AirAsia menyediakan penerbangan tambahan bagi warga Malaysia di luar negeri yang ingin pulang untuk ikut pemilu.
Dukungan Fernandes terungkap melalui video yang diunggah di laman YouTube Free Malaysia Today pada 6 Mei. Dalam video itu Fernandes memuji pemerintahan Najib di balik kesuksesan AirAsia.
"Saya percaya Perdana Menteri Najib mengutamakan kepentingan rakyatnya dan memungkinkan AirAsia terus tumbuh dan berkembang meski ada perlawanan dari semua sisi," kata Fernandes dalam video itu.
Baca: Istri Najib Razak Ketahuan Sembunyikan 50 Tas Tangan Mewah Birkin
Kemudian pada 7 Mei, Najib mengunggah foto dirinya menaiki pesawat AirAsia dari Kota Kinabalu ke Kuala Lumpur. Pesawat itu pada badannya ditulis Make My Country Greater, yang merupakan slogan kampanye Barisan Nasional. Foto-foto di dalam pesawat menunjukkan awak kabin mengenakan seragam biru warna Barisan Nasional khas AirAsia.
Banyak netizen yang mengkritik Fernandes karena apa yang mereka lihat sebagai dukungan terbuka terhadap Barisan Nasional dan Najib Razak. Menurut Fernandes, tekanan diberikan setelah AirAsia mengumumkan 120 penerbangan tambahan dengan harga lebih rendah dari biasanya kepada warga Malaysia di luar negeri.