TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara akan menggelar acara khusus saat melakukan pembongkaran area uji coba senjata nuklir pada tanggal 23-25 Mei 2018 sebagai bukti keseriusan negara ini mengakhiri program senjata mematikan itu.
Baca: Kim Jong Un Tutup Fasilitas Nuklir Korea Utara, Trump Mencuit Ini
Peristiwa penghancuran program senjata nuklir atau denuklirisasi Korea Utara ini akan menjadi peristiwa dramatis dan simbolis menjelang pertemuan puncak pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada 12 Juni nanti di Singapura.
Menteri Luar Negeri Korea Utara Ri Yong Ho mengatakan, seluruh terowongan di wilayah timur laut Korea Utara yang selama ini menjadi tempat uji coba senjata nulir akan dihancurkan dengan meledakkannya.
Media online Sputniknews, 7 Desember 2017, menulis tentang keraguan Marco Langbroek, seorang pelacak satelit mata-mata dan arkeolog paleolitik, terhadap keaslian foto peluncuran rudal balistik terbaru Korea Utara, Hwasong-15. Menurut Marco Langbroek foto tersebut telah mengalami sentuhan photoshop. REUTERS/KCNA
Baca: AS akan bantu membangun kembali ekonomi Korea Utara jika program denuklirisasi berjalan
Kemudian, fasilitas pengamatan, penelitian dan unit pengamanan akan disingkirkan dari lokasi itu.
Untuk membuktikan kesungguhan Korea Utara melakukan denuklirasasi, mengutip laporan AP tanggal 12 Mei 2018, Korea Utara akan mengundang jurnalis dari Amerika Serikat, Korea Selatan, Cina, Rusia dan Inggris untuk meliput proses denuklirisasi tersebut.
Baca: Kim Jong Un Bakal Undang Ahli dan Wartawan ke Korea Utara
Kim Jong Un telah mengungkapkan rencananya untuk menutup tempat uji coba senjata nuklirnya saat bertemu presiden Korea Selatan, Moon Jae-in dalam Konferensi Tingkat Tinggi akhir April lalu.
“Amerika Serikat akan segera mengetahui setelah dialog dengan Korea Utara dilakukan bahwa saya bukan tipe orang, yang menggunakan senjata nuklir untuk melawan Korea Selatan atau Amerika Serikat melalui wilayah pasifik,” kata Sekretaris Presiden Moon, Yoon Young-chan, menirukan ucapan pemimpin Korea Utara itu, Minggu, 29 April 2018.