TEMPO.CO, Jakarta - Badan penyelenggara pemilu di kota Oaxaca, Meksiko menolak pendaftaran 17 pria dari sejumlah partai politik sebagai kandidat karena menyaru sebagai wanita transgender.
Menurut badan pemilu kota Oaxaca di Mexico bagian selatan, 17 kandidat tidak diizinkan ikut pemilu karena diduga melakukan pelanggaran, tanpa secara rinci menyebutkan pelanggarannya.
Baca: Parlemen Pakistan Loloskan Undang-Undang Transgender
"Akan diwaspadai bahwa prinsip konstitusi mengenai kesetaraan dipatuhi, dan wanita-wanita itu secara efektif mendapatkan akses ke kanto-kantor publik," ujar badan pemilu kota Oaxaca dalam pernyataannya sebagaimana dilaporkan Reuters, 12 Mei 2018.
Pemilu yang digelar di kota Oaxaca diikuti sejumlah partai politik. Para kandidat dari partai politik ini bertarung pada pemilu yang digelar tanggal 1 Juli mendatang. Mereka akan menempati posisi presiden dan ribuan posisi lainnya.
Baca: Pertama Kali, Turki Gelar Kontes Transgender
Masalahnya, kota ini kekurangan kandidat perempuan. Sehingga sejumlah posisi yang diperuntukkan untuk perempuan dapat diisi oleh wanita transgender atau pria yang telah mengubah jenis kelaminnya menjadi perempuan.
Kota Oaxaca, ada tradisi lama yang dipertahankan sampai sekarang yang warga Meksiko menyebutnya muxes, yakni seseorang yang lahir sebagai pria namun ia kemudian sebagai gay dan feminim. Mereka kerap disebut sebagai gender ketiga.