TEMPO.CO, Jakarta - Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad menunjuk tiga menteri senior dalam susunan kabinetnya pada Sabtu, 12 Mei 2018. "Penunjukan itu tiga hari setelah koalisi Pakatan Harapan mengakhiri keperkasaan Barisan Nasional yang berkuasa selama enam dekade di Malaysia," tulis Strait Times, Sabtu.
Baca: Mahathir Menang Pemilu, Jadi Perdana Menteri Malaysia Lagi
Mahathir Mohamad, menggelar konferensi pers usai usai dilantik sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia di Kuala Lumpur, Malaysia, 11 Mei 2018. Saat menjabat sebagai Perdana Menteri Malaysia dalam usia 56 tahun, Mahathir Mohamad meletakkan jabatan pada 31 Oktober 2003, atau setelah memerintah selama 22 tahun, dan menjadikannya sebagai perdana menteri dengan masa jabatan terlama di Malaysia. (AP Photo/Andy Wong)
Pengumuman susunan kabinet yang disampaikan Mahathir kepada publik itu berlangsung setelah Najib Razak, Perdana Menteri yang dikalahkan dalam pemilihan umum, menyatakan akan mengundurkan diri sebagai pimpinan UMNO dan Barisan Nasional tak lama usai dilarang meninggalkan Malaysia oleh otoritas.
Dari 25 kabinet yang mengisi pos pemerintahan Mahathir, terdapat tiga menteri senior antara lain Lim Guan Eng, Sekretaris Jenderal Partai Aksi Rakyat (DAP), sebagai Menteri Keuangan. Menteri Pertahanan dijabat oleh Mohamad Sabu dari Partai Amanah Negara, sedangkan Menteri Dalam Negeri dipegang oleh Muhyiddin Yassin berasal dari Partai Pribumi Bersatu Malaysia (PPBM).Mahathir Mohamad, menerima dokumentasi resmi dari Raja Malaysia Sultan Muhammad V (kanan) saat dia disumpah sebagai Perdana Menteri Baru Malaysia di Istana Nasional di Kuala Lumpur, Malaysia, 10 Mei 2018. Terpilih sebagai Perdana Menteri, Mahathir Mohamad akan menjadi perdana menteri tertua di dunia pada usia 92 tahun. (Rosli Awang/Bernama via AP)
"Tiga menteri senior ini benar-benar mewakili kepemimpinan partai," kata Mahathir dalam acara jumpa pers.
Baca: Mahathir Mohamad Meminta Raja Malaysia segera Lantik PM Baru
Pakatan Harapan secara mengejutkan memenangkan pemilihan umum pada Rabu, 9 Mei 2018, setelah mengalahkan Barisan Nasional pimpinan Najib Razak, dengan perolehan 122 kursi. Sedangkan Barisan Nasional memperoleh 79 kursi di parlemen Malaysia.