Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Irak Selenggarakan Pemilu Pertama Sejak Mengalahkan ISIS

Reporter

image-gnews
Tentara Irak mengantri masuk ke tempat pemungutan suara saat pemilihan umum di Baghdad, Irak, 10 Mei 2018. REUTERS/Thaeir al-Sudani
Tentara Irak mengantri masuk ke tempat pemungutan suara saat pemilihan umum di Baghdad, Irak, 10 Mei 2018. REUTERS/Thaeir al-Sudani
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat Irak untuk pertama kalinya menyelenggarakan pemilu parlemen pada Sabtu, 12 Mei 2018, sejak negara itu mendeklarasikan kemenangannya mengalahkan kelompok radikal Negara Islam Irak dan Suriah atau ISIS. Pemilu ini diharapkan bisa menjadi sebuah jalan bagi Perdana Menteri Irak, Haider al-Abadi, untuk memperpanjang masa jabatannya dan janjinya yang ingin pemeluk Islam Sunni Irak lebih inklusif.

Baca: Irak Tangkap 5 Pentolan ISIS Paling Dicari

Tentara Irak memberikan suara saat pemilihan umum di Baghdad, Irak, 10 Mei 2018. REUTERS/Thaeir al-Sudani

Baca: Irak Tangkap 4 Pemimpin Top ISIS Hidup-hidup Lewat Telegram

Dikutip dari situs english.alarabiya.net pada Sabtu, 12 Mei 2018, tempat-tempat pemungutan suara dibuka sejak pukul 7 pagi sampai pukul 6 sore. Total ada 329 kursi parlemen yang diperebutkan dengan total sebanyak 7.000 kandidat. Mereka yang maju berasal dari puluhan aliansi politik di penjuru Irak.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tindak kejahatan korupsi yang telah mengakar di Negeri 1001 malam itu, serta pengaruh Iran dan status pasukan militer Amerika Serikat yang sampai sekarang masih bercokol di Irak merupakan masalah-masalah yang mendominasi dalam pelaksanaan pemilu parlemen ini.

Aliansi-aliansi partai berkuasa Irak diprediksikan akan memenangkan pemilu parlemen ini dengan menguasai kursi mayoritas. Partai-partai yang sama telah mendominasi panggung politik Irak sejak 2003. Perdana Menteri Al-Abadi sendiri sekarang ini berupaya mempertahankan posisinya, namun saat yang sama menghadapi ketatnya persaingan, terutama dari Nouri al-Maliki dan kandidat-kandidat dari aliansi Fatah yang sebagian besar pasukan bersenjata syiah.

Dalam politik Irak, ada banyak sekali aliansi-aliansi politik yang maju dalam pemilu parlemen ini. Dengan begitu, tidak ada satu kelompok pun yang mampu memenangkan 165 kursi, sebuah syarat yang dibutuhkan untuk menguasai suara mayoritas. Sebaliknya, aliansi-aliansi politik yang memenangkan suara parlemen terbanyak akan berkoalisi untuk membentuk sebuah suara mayoritas dengan meminta dukungan dari aliansi-aliansi partai kecil.

Setelah penyelenggaraan pemilu parlemen ini, masyarakat Irak diperkirakan akan memilih Perdana Menteri yang baru dalam beberapa bulan kemudian dan kemungkinan hasilnya akan membuat partai-partai politik meributkan kepentingan mereka. Hal ini pula yang terjadi dalam pemerintah Irak saat ini sehingga membuat pemerintah Irak sulit meloloskan undang-undang. Hingga Perdana Menteri Irak yang baru terpilih, Al-Abadi akan tetap memegang tampuk kekuasaan Irak.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

2 jam lalu

Warga Afghanistan berkumpul untuk naik bus saat mereka bersiap untuk kembali ke rumah, setelah Pakistan memberikan peringatan terakhir kepada migran tidak berdokumen untuk pergi, di halte bus di Karachi, Pakistan 29 Oktober 2023. REUTERS/Akhtar Soomro
10 Negara Paling Tidak Aman di Dunia, Indonesia Termasuk?

Ada 10 negara yang paling tidak aman di dunia dan tidak disarankan untuk berkunjung ke sana. Siapa saja?


Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

2 hari lalu

Presiden Joko Widodo beradu panco dengan anaknya Kaesang Pangarep. youtube.com
Pemilu Rawan Politik Uang Kaesang Usulkan Sistem Pemilu Proporsional Tertutup, Ini Bedanya dengan Proporsional Terbuka

Ketua Umum PSI yang juga putra Jokowi, Kaesang Pangarep usulkan pemilu selanjutnya dengan sistem proporsional tertutup karena marak politik uang.


Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

2 hari lalu

Anggota Pasukan Khusus Irak melakukan operasi militer 'Solid Will', saat melawan militan ISIS di gurun Anbar, Irak 23 April 2022. REUTERS/Thaier Al-Sudani
Pangkalan Militer Irak Diguncang Ledakan, Satu Tewas Puluhan Luka-luka

Ledakan mengguncang pangkalan militer Irak, sehari setelah klaim bahwa Iran diserang Israel.


Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

4 hari lalu

Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto (kiri) bertemu dengan CEO Apple Tim Cook (kanan) di kantor Kementerian Pertahanan RI, Rabu, 17 April 2024. Sumber: ANTARA
Menkominfo Ungkap Kesan Pertemuan Tim Cook Apple dan Prabowo

Budi Arie Setiadi mengatakan Tim Cook mengapresiasi hasil pemilu presiden Indonesia atas terpilihnya Prabowo.


Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

5 hari lalu

Ilustrasi pemilu. REUTERS
Kilas Balik Pelaksanaan Pemilu 2019, Pertama Kalinya Pilpres dan Pileg Serentak

Hari ini, 17 April 2019 atau Pemilu 2019 pertama kali Pemilihan Presiden (Pilpres) dan Pemilihan Legislatif (Pileg) dilakukan secara serentak.


Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

7 hari lalu

Presiden AS Joe Biden bertemu dengan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani di Gedung Putih di Washington, AS, 15 April 2024. Iraqi Prime Minister Media Office/Handout via REUTERS
Temu Biden dan Delegasi AS, Irak Mengaku Khawatir Terseret Perang di Timur Tengah

Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani memimpin delegasi untuk bertemu Presiden AS Joe Biden dan pejabat lainnya di tengah ketegangan antara Iran dan Israel.


Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

12 hari lalu

Seorang wanita keluar dari tempat pemungutan suara di tempat pemungutan suara saat pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Soo-hyeon
Aksi Mogok Dokter, Skandal Tas Dior hingga Daun Bawang: Riuh Pemilu Legislatif Korea Selatan

Sekitar 44 juta warga Korea Selatan akan memberikan suaranya dalam pemilu yang akan menentukan sisa masa kepemimpinan Presiden Yoon Suk yeol.


Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

12 hari lalu

Presiden Tiongkok Xi Jinping dan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou (kanan) tersenyum saat memasuki kamar di Hotel Shangri-la tempat mereka akan bertemu, di Singapura 7 November 2015. REUTERS/Joseph Nair
Presiden Cina Xi Jinping: Tak Ada yang Bisa Hentikan Reuni Keluarga dengan Taiwan

Presiden Cina Xi Jinping mengatakan kepada mantan presiden Taiwan Ma Ying-jeou bahwa tidak ada yang dapat menghentikan reuni kedua sisi Selat Taiwan


Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

12 hari lalu

Seorang pria memeriksa surat suaranya di tempat pemungutan suara pada pemilihan parlemen ke-22 di Seoul, Korea Selatan, 10 April 2024. REUTERS/Kim Hong-ji
Oposisi Korea Selatan Diprediksi Menang dalam Pemilu Legislatif, Jadi Ganjalan untuk Presiden Yoon

Partai oposisi utama Korea Selatan dan sekutu-sekutunya diperkirakan akan memenangkan mayoritas dalam pemilihan legislatif


Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

14 hari lalu

Bendera AS dan Kanada berkibar di perbatasan Kanada-Amerika Serikat di Jembatan Kepulauan Seribu, yang tetap ditutup untuk lalu lintas yang tidak penting untuk memerangi penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Lansdowne, Ontario, Kanada, 28 September , 2020. [REUTERS/Lars Hagberg/File Foto]
Intel Kanada Temukan Campur Tangan Cina dalam Dua Pemilu

Laporan Badan Intelijen Keamanan Kanada (CSIS) menemukan bahwa ada campur tangan Cina dalam dua pemilu terakhir di negara itu.