TEMPO.CO, Kuala Lumpur – Perdana Menteri Malaysia yang baru dilantik, Mahathir Mohamad, mengatakan bakal membentuk kabinet sehingga bisa segera bekerja.
Mahathir, 93 tahun, akan mengundang tiga presiden dari tiga partai anggota koalisi Pakatan Harapan untuk membahas susunan kabinet.
Dalam jumpa pers pertama sebagai PM, Mahathir mengatakan akan melakukan sejumlah perombakan.
Baca: Mahathir Menang Pemilu, Jadi Perdana Menteri Malaysia Lagi
“Sejumlah kepala departemen tertentu harus jatuh. Kami menemukan sejumlah orang terlibat dan membantu bekas Perdana Menteri (Najib Razak), yang disebut dunia sebagai kleptokrat,” kata Mahathir dalam jumpa pers, Kamis, 10 Mei 2018 seperti dilansir Straits Times.
Mahathir Mohamad menjalani pelantikan sebagai Perdana Menteri Malaysia baru di Istana Negara dan dipimpin Yang Dipertuan Agong, Sultan Muhammad V, Kamis, 10 Mei 2018. Reuters/Bernama
“Besok (Kamis ini), kami akan menggelar pertemuan karena kami perlu membahas formasi kabinet baru,” kata Mahathir. Rapat ini juga akan membahas sejumlah isu penting termasuk kebijakan yang akan diambil.
Baca: Mahathir Jadi PM Malaysia, Wan Azizah Jadi Wakilnya?
“Ini akan menjadi waktu yang sangat sibuk,” kata Mahathir didampingi istrinya Siti Hasmah, dan pimpinan partai anggota koalisi. Mereka adalah Presiden Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Tan Sri Muhyiddin Yassin, Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail, Wakil Presiden PKR, Nurul Izzah Anwar, Sekretaris Jenderal DAP, Lim Guan Eng, dan Presiden Partai Amanah Negara, Mohamad Sabu.
Pakatan Harapan memiliki empat partai pendukung utama yaitu Partai Keadilan Rakyat, Partai Pribumi Bersatu Malaysia, Democratic Action Party, dan Partai Amanah Negara. Satu partai yang merapat kemudian adalah Partai Warisan Sabah, yang merupakan partai lokal di negara bagian Sabah di kepulauan Kalimantan.
(Kanan) Mahathir Mohamad, bekas Perdana Menteri Malaysia selama 22 tahun dan (KIri) Najib Razak, inkumbe Perdana Menteri selama 9 tahun terakhir. mahathir-mohamed.blogspot.co.id
Dalam jumpa pers sebelumnya pada Kamis kemarin, Mahathir mengatakan akan menunjuk Presiden Partai Keadilan Rakyat, Wan Azizah Wan Ismail, sebagai wakil PM setelah dia menjalani pelantikan di Istana Negara sebagai PM.
Mahathir menjalani proses pelantikan sebagai PM oleh Raja Malaysia Yang Dipertuan Agong, Sultan Muhammad V, di istana Negara pada pukul 9.57 pada Kamis malam, 10 Mei 2018 waktu setempat.
Dalam jumpa pers itu, Mahathir juga menjanjikan akan mengkaji ulang sejumlah kasus yang membelit pimpinan partai oposisi. Ini karena ada dugaan sebagian kasus itu diproses dengan bermotif politik. “Kami perlu melihat apakah ada kasus seperti itu. Kami ingin melihat kasus-kasus ini berdasarkan hukum di negara ini,” kata Mahathir.