TEMPO.CO, Jakarta - Tiga orang yang ditahan Korea Utara tiba di Amerika Serikat. Mereka mengucapkan terima kasih kepada Presiden Donald Trump dan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo karena telah membantu pembebasannya.
"Kami berterima kasih kepada pemerintah AS, Presiden Trump, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dan seluruh warga Amerika untuk pembebasan ini," kata Kim Hak-song, Tony Kim dan Kim Dong-chul dalam sebuah pernyataan.
Baca: Jelang Kedatangan Trump, Menlu Amerika Serikat di Korea Utara
Direktur CIA Mike Pompeo dan Pemimpin Korut Kim Jong Un. Yonhap
Ketiga tahanan itu mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Andrew dekat Washington. Kedatangan mereka disambut langsung oleh Trump. Para tahanan itu dibebaskan setelah Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo melakukan perjalanan ke ibu kota Korea Utara untuk melakukan perundingan dan merencakanan kedatangan Presiden Trump ke Pyongyang.
Seperti dilansir Reuters pada 10 Mei 2018, Trump dan istrinya, Melania, naik pesawat selama sekitar lima menit sebelum keluar bersama ketiganya dan melambaikan tangan ke awak media dan personel militer.Kombinasi foto Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un (kiri) dengan Presiden Amerika Serika Donald Trump. Pertemuan Kim Jong Un dengan Trump pada akhir Mei besok, guna membahas kesepakatan penghapusan senjata nuklir dari Semenanjung Korea. REUTERS/KCNA handout via Reuters/File Photo & REUTERS/Lucas Jackson/File Photo
Gedung Putih mengatakan pembebasan tahanan yang diperam selama 17 bulan ini dianggap sebagai sinyal baik menjelang pertemuan bersejarah antara Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un. "Mereka dibebaskan setelah Pompeo melakukan perjalanan rahasia ke Pyongyang".
Baca: Trump Siap Sambut Kedatangan Eks Tahanan Korea Utara
Pembebasan itu merupakan kemenangan dramatis bagi Amerika Serikat pada saat kebijakan luar negeri Trump kerap dilanda kritik setelah dia menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Selain itu, pemerintahannya berada di bawah pengawasan ketat oleh penyelidik khusus yang mencermati dugaan campur tangan Rusia dalam pemilihan presiden 2016 dan juga mendapat kecaman karena serangkaian pelanggaran etika.