TEMPO.CO, Jakarta - Arab Saudi menyatakan dukungan atas langkah yang diambil oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, untuk menarik diri dari kesepakatan nuklir Iran. Kerajaan Arab Saudi juga mendukung dilanjutkannya penjatuhan sanksi-sanksi ekonomi terhadap Teheran yang selama ini telah ditangguhkan di bawah kesepakatan negara-negara P5+1.
Dikutip dari situs english.alarabiya.net pada Rabu, 9 Mei 2018, Kerajaan Arab Saudi mendukung pengetatan sanksi ekonomi terhadap rezim Iran dan menegaskan dukungan atas rencana strategi yang telah diumumkan oleh Presiden Trump terhadap Iran. Kerajaan Arab Saudi berharap komunitas internasional akan mengambil suatu sikap tegas dan bersatu melawan rezin Iran.
Baca: Iran: Pembatalan Kesepakatan Nuklir Amerika Serikat Tak Diterima
Presiden AS Donald Trump berjabat tangan dengan Wakil Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman di Gedung Putih, Washington, AS, 14 Maret 2017. Trump bertemu dengan Pangeran Mohammed yang juga merupakan menteri pertahanan, saat badai salju menghantam Washington dan wilayah utara Amerika. REUTERS/Kevin Lamarque
Pernyataan Kerajaan Arab Saudi itu bertolak belakang dengan sikap Arab Saudi sebelumnya yang mendukung kesepakatan nuklir Iran yang disimpulkan oleh Iran dan negara-negara kelompok P5+1 berdasarkan keyakinan Arab Saudi perlunya mengambil langkah-langkah yang bisa membantu menghentikan senjata pemusnah massal di Timur Tengah dan dunia. Dengan kesepakatan nuklir tersebut, Iran bisa mengambil keuntungan dengan dicabutnya sanksi-sanksi.
Baca: Macron, Merkel, dan May Tetap Dukung Perjanjian Nuklir Iran
Sebelumnya pada Selasa, 8 Mei 2018, waktu setempat, Trump mengumumkan menarik diri dari perjanjian nuklir internasional dengan Iran. Atas keputusan ini, maka Amerika Serikat akan kembali mengenakkan sanksi ekonomi kepada Iran.
Keputusan Trump meninggalkan kesepakatan internasional nuklir Iran ini, telah meningkatkan risiko konflik di Timur Tengah dan membuat sekutu-sekutu Amerika Serikat kecewa berat. Mantan presiden Amerika Serikat pun kecewa dengan keputusan penerusnya itu. Dalam pernyataannya, Obama mengatakan keputusan Trump ini adalah sebuah kesalahan yang serius. Sejak meninggalkan pemerintahan pada Januari 2017, Obama acap mengingatkan dan mengkritik upaya Trump untuk menghapus beberapa pencapaian kebijakan yang telah dibuatnya.