TEMPO.CO, Jakarta - Konsulat jenderal Republik Indonesia atau KJRI Jeddah, Arab Saudi, prihatin dengan maraknya kasus penipuan biro umrah di Indonesia. Sebab dalam beberapa tahun terakhir KJRI pun dibuat sibuk menangani jamaah umrah yang terlantar.
Baca: Mantan Karyawan Sebut First Travel Tanggung Biaya Umrah Syahrini
Faiz Ahmad, Pelaksana Fungsi Konsuler KJRI Jeddah, Kementerian Luar Negeri, kiri, bersama Amat Fajri, Staf Lokal KJRI Jeddah, kanan, menceritakan kondisi WNI terkini di Jeddah, Arab Saudi dan penanganan jamaah umraj terlantar akibat kasus penipuan biro umrah, 7 Mei 2018. TEMPO/ Suci Sekar
Baca: Beberapa Fakta Menarik Mengenai Umrah Backpacker
Amat Fajri, Staf Lokal KJRI Jeddah, Arab Saudi, kepada Tempo menceritakan pihaknya beberapa kali membantu jamaah umrah yang terlantar karena biro umrah ternyata hanya menyediakan tiket separuh jalan atau hanya tiket keberangkatan. KJRI Jeddah juga beberapa kali menyelamatkan jamaah 'umrah backpacker' yang tersandung masalah.
"Untuk jamaah umrah yang terlantar, kami membantu menekan dan mengejar biro perjalanan umrah agar segera memulangkan jamaahnya yang terlantar. Ada pula kasus biro umrah di Indonesia yang bermasalah dengan rekanannya di Arab Saudi," kata Fajri, Senin, 7 Mei 2018 di Bandung, Jawa Barat.
Agar terhindar dari biro umrah bodong, Fajri pun menyarankan agar masyarakat mencek apakah Kementerian Agama telah memberikan izin usaha kepada biro umrah tersebut supaya bisa benar-benar meyakinkan diri bahwa biro perjalanan umrah tersebut resmi.
Hal lain yang harus dipastikan adalah biaya umrah. Biaya murah memang menggiurkan, tetapi semuanya harus dalam batas kewajaran. Menurutnya, biaya umrah yang wajar sekitar 21 juta dan Kerajaan Arab Saudi baru-baru ini menerapkan pajak pertambahan nilai sekitar 5 persen sehingga penting untuk memastikan pula biro perjalanan umrah yang digunakan telah menyesuaikan biaya dengan kebijakan Arab Saudi ini.
Fajri pun memperingatkan kepada jamaah umrah agar menjaga dokumen, khususnya paspor, dengan sangat hati-hati. Para pembimbing jamaah pun dihimbaunya untuk tidak jenuh mengingatkan para jamaah akan pentingnya menjaga dokumen perjalanan mereka. Pasalnya, imigrasi Arab Saudi sangat ketat.
Dia menceritakan pernah membantu menangani seorang jamaah umrah yang tertahan di bandara dan tidak bisa masuk Arab Saudi karena paspornya tertinggal di bangku pesawat yang membawanya ke Arab Saudi. Pernah pula pihaknya menangani jamaah umrah dengan paket wisata Turki, yang tidak bisa masuk Arab Saudi karena salah masuk jalur imigrasi sehingga salah stemple dan berakibat fatal, yakni tidak bisa masuk Arab Saudi dan melewatkan ibadah umrah.