Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Korea Utara: Amerika Serikat Jangan Salah Artikan Niat Baik Kami

image-gnews
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. visionplus.tv
Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. visionplus.tv
Iklan

TEMPO.CO, JakartaKorea Utara memperingatkan Amerika Serikat untuk tidak salah menafsirkan niat baik perdamaian sebagai tanda kelemahan. Pernyataan itu disampaikan untuk menanggapi klaim Amerika Serikat yang menyebut tekanan politik dan sanksi maksimum presiden Donald Trump yang mendorong Korea Utara ke meja perundingan.

Baca: 78 Persen Warga Korea Selatan Anggap Kim Jong Un Layak Dipercaya

"Ini tidak akan kondusif untuk mengatasi masalah jika Amerika Serikat salah menghitung niat cinta damai dari Korea Utara sebagai tanda kelemahan dan terus mengejar tekanan dan ancaman militernya," kata Juru bicara kementerian luar negeri Korea Utara, seperti dilansir The Star pada 7 Mei 2018.

Kritik yang disampaikan pada Minggu, 6 Mei 2018 itu muncul beberapa minggu sebelum KTT antara Presiden Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dan setelah pertemuan bersejarah April lalu antara Kim dan Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in.

Trump dan Kim dijadwalkan bertemu dalam KTT bersejarah pada Juni mendatang. Singapura menjadi kandidat paling kuat menjadi tempat penyelenggara KTT.

Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in, sedang menjelaskan soal kaligrafi Korea kepada pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong Un. Korea Herald.

Baca: Trump: Kim Jong Un Lakukan Kebijakan Benar untuk Perdamaian

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Meskipun ada keuntungan dari KTT itu, juru bicara tersebut menuduh pemerintahan Trump menyesatkan publik dengan mengklaim Pyongyang dimotivasi oleh ketakutan akan kekuatan militer Amerika Serikat dan kekhawatiran tentang sanksi ekonomi agresif yang diberlakukan karena program nuklir dan rudal Korea Utara.

"Pergerakan aset militer AS ke Semenanjung Korea dan pembicaraan tentang pelanggaran hak asasi manusia juga telah melukai proses tersebut," kata juru bicara itu yang disiarkan kantor berita KCNA.

Baca: Donald Trump Puji Kim Jong Un Sebagai Pria Terhormat

Semenjak penyelengaraan Olimpiade Musim Dingin di Korea Selatan pada Februari tahun ini, Korea Utara mulai menunjukan sikap lunak terhadap perundingan perdamaian serta denuklirisasi Semenanjung Korea. Sikap itu berujung pada niat baik negara komunis itu untuk mengadakan KTT dengan Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Trump dan pejabat senior Amerika Serikat kemudian mengklaim kebijakan keras Washington terhadap Korea Utara, bersama dengan tekanan pada mitra dagang utamanya Cina, memainkan peran yang menentukan dalam membalikkan situasi yang sangat tegang.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

7 Februari 2021

Seorang wanita meniup kantong plastik saat mengambil sampel udaranya untuk tes Covid-19 menggunakan GeNose C19 di sebuah stasiun kereta di Jakarta, Rabu, 3 Februari 2021. Alat buatan Indonesia ini mulai digunakan untuk screening penumpang kereta jarak jauh. REUTERS/Ajeng Dinar Ulfiana
Indonesia Sumbang 1,09 Persen Kasus Covid-19 Dunia

Indonesia saat ini menempati urutan ke-19 kasus sebaran Covid-19 dari 192 negara.


Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

6 Februari 2021

Bupati terpilih Sabu Raijua, NTT, Orient P Riwu Kore menjadi perbincangan setelah disebut-sebut sebagai warga negara Amerika Serikat. Orient mengakui sempat memiliki paspor AS, namun tidak lantas mengubah status kewarganegaraannya. Facebook.com
Orient Riwu Kore Mengaku Ikut Pilkada Sabu Raijua karena Amanat Orang Tua

Bupati Sabu Raijua terpilih, Orient Riwu Kore, mengungkapkan alasannya mengikuti pemilihan kepala daerah 2020


Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

6 Februari 2021

Google Chrome. (google.com)
Keamanan Google Chrome Kembali Diperbarui Cegah Bug Zero-day

Google mengeluarkan pembaruan keamanan untuk Chrome berupa patch untuk mengatasi kerentanan di peramban tersebut.


Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

4 Februari 2021

Presiden Amerika Serikat Donald Trump saat mengikuti pertemuan dengan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong di Istana di Singapura, 11 Juni 2018. REUTERS/Jonathan Ernst
Tidak Lagi Jadi Presiden, Pemakzulan Donald Trump Tak Cukup Kuat

Tim pengacara Donald Trump berkeras Senat tak cukup kuat punya otoritas untuk memakzulkan Trump karena dia sudah meninggalkan jabatan itu.


Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

3 Februari 2021

Keluarga Korban Sriwijaya Air SJ 182 Diminta Tak Teken Release And Discharge

Pengacara keluarga korban Lion Air JT 610 meminta ahli waris korban Sriwijaya Air SJ 182 tidak meneken dokumen release and discharge atau R&D.


Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

3 Februari 2021

Ilustrasi microchip semikonduktor. [REUTERS/Kim Kyung-Hoon]
Krisis Semikonduktor, Senator Amerika Desak Gedung Putih Turun Tangan

Pada 2019 grup otomotif menyumbang sekitar sepersepuluh dari pasar semikonduktor senilai 429 miliar dolar Amerika Serikat.


Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

3 Februari 2021

Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un melambai saat upacara Kongres Partai Buruh ke-8 di Pyongyang, Korea Utara 14 Januari 2021.[KCNA melalui REUTERS]
Eks Dubes Korea Utara yang Membelot Blak-blakan Soal Senjata Nuklir

Ia yakin Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tidak akan menyerahkan persenjataan nuklirnya.


Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

30 Januari 2021

Sekitar ratusan ribu warga Amerika Serikat turun ke jalan pada Sabtu, 30 Juni 2018, menuntut pemerintahan Presiden Donald Trump mengizinkan imigran masuk dan mempertemukan anak imigran dengan orang tua mereka. Reuters
Amerika Serikat Longgarkan Aturan soal Imigran Suriah

Imigran dari Suriah mendapat kelonggaran aturan sehingga mereka bisa tinggal di Amerika Serikat dengan aman sampai September 2022.


Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

30 Januari 2021

Gas air mata dilepaskan di antara pengunjuk rasa saat bentrokan dengan polisi di Gedung Capitol pada rapat pengesahan hasil pemilihan presiden 2020 oleh Kongres AS di Gedung Capitol AS di Washington, 6 Januari 2021. Sekitar 350 pasukan Garda Nasional D.C. dikerahkan untuk mengantisipasi kerusuhan yang diperkirakan akan terjadi. REUTERS/Shannon Stapleton
Tutorial Membuat Bom Ditemukan di Rumah Pelaku Kerusuhan US Capitol

Tutorial pembuatan bom ditemukan di rumah anggota kelompok ekstremis Proud Boys, Dominic Pezzola, yang didakwa terlibat dalam kerusuhan US Capitol


Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

29 Januari 2021

Wartawan asal Amerika Serikat, Daniel Pearl, yang tewas dipenggal pada 2002. Sumber: The Times of Israel
Amerika Serikat Kecam Pembebasan Pembunuh Jurnalis Oleh Pakistan

Pemerintah Amerika Serikat mengecam pembebasan pembunuh jurnalis Wall Street, Journal Daniel Pearl, oleh Mahkamah Agung Pakistan.