TEMPO.CO, Jakarta - Seorang kakek penderita demensia di Inggris harus berhadapan dengan penagih utang karena lupa membayar tagihan biaya telepon senilai 38 pound sterling atau Rp 720 ribu.
Kejadian itu bermula ketika kakek berusia 88 tahun tersebut, Kenneth Harkins, menandatangani kontrak dengan perusahaan telekomunikasi Inggris, Virgin Mobile.
Tandatangan dilakukan saat sang kakek masih sehat dan diwajibkan membayar tagihan iuran ponsel sesuai kontrak setiap bulannya. Menurut surat kontrak yang diteken, Harkins seharusnya membayar 10 pound sterling per bulan tetapi karena kondisinya memburuk, dia berhenti menggunakan telepon genggamnya.
Baca: Demensia Bukan Pelupa, Intip Fakta Demensia Kata Pakarnya
Virgin bersedia menghapus utang Harkins. [Mirror]
Setelah menderita demensia sekitar beberapa waktu lalu, Harkins tidak pernah lagi membayar angsurannya. Pihak Virgin Mobile kemudian menginstruksikan agen penagihan utang mengejar tagihan senilai 38 pound sterling tersebut.
Harkins bahkan menerima dua surat peringatan dan tim penagih utang. Salah satu surat memperingatkan Harkins akan menghadapi masalah hukum jika tagihan 38 pound sterling itu tidak segera dibayarkan.
Anak Harkins, Julie Abu-Husan, dan suaminya Ali kemudian berupaya menerangkan kepada Virgin terkait kondisi Harkins dan meminta agar kontraknya dibatalkan. Namun pihak Virgin menolak membatalkan kontrak kecuali bisa mendapatkan kata sandi akun Harkins.Salah satu surat yang dikirimkan ke Harkins. [Mirror]
Namun karena terserang dengan demensia, Harkins sudah tidak ingat lagi kata sandi akunnya tersebut. "Karena dia tidak lagi menggunakan telepon dan tidak membutuhkannya, kami menghubungi Virgin untuk membatalkan kontrak, namun tidak ada solusi," kata Julie, seperti dilansir Mirror, Jumat 4 Mei 2018.
Baca: Tiga Kunci Perlambat Demensia, Berwisata Salah Satunya
Pihak keluarga juga telah menjelaskan kondisi kesehatan Harkins, namun Virgin menanggapi dengan meminta bukti medis. Ketika keluarga Harkins menghadap langsung, Virgin menjawab dengan menyerahkan masalah itu ke perusahaan penagihan utang.
Julie dan Ali kemudian memviralkan kisah itu ke media sosial yang kemudian memaksa Virgin untuk melunakkan kebijakannya. Kini pihak Virgin Mobile telah menyatakan bersedia menghapus utang Harkins, seorang pensiunan di perusahaan konstruksi Inggris.