TEMPO.CO, Jakarta - Jet tempur Rusia menyergap satu pesawat mata-mata Amerika Serikat di wilayah udara internasional di atas Laut Baltic, Selasa pagi, 1 Mei 2018, waktu setempat.
"Penyergapan itu aman, tidak terjadi sesuatu meskipun dalam jarak enam meter," bunyi pernyataan Komando Eropa sebagaimana dikutip CBC News.
Baca: 2 Jet Tempur AS Cegat Pesawat Rusia di Suriah, Nyaris Bentrok
Pesawat tempur paling canggih di dunia, F-22 Raptor di Pangkalan Udara Gwangju, Korea Selatan, 4 Desember 2017. Latihan yang melibatkan pesawat temur generasi kelima dan keempat, bomber, pesawat mata-mata, dan pesawat pendukung lainnya, disebut sebagai unjuk kekuatan terhadap Korea Utara. Yonhap via AP
CBC News dalam laporannya mengatakan, insiden itu meskipun disebut "aman" tetapi sesungguhnya "tidak profesional. "Jet tempur Rusia yang melakukan penyergapan itu SU-27, sementara pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat yang digunakan untuk mata-mata adalah Navy P-8."Jet tempur multi peran Sukhoi-35 (NATO menyebutnya Flanker E) adalah pesawat tempur generasi empat++ dengan kemampuan manuver yang luar biasa. Su-35 dilengkapi dengan radar Irbis-E passive-electronically scanned-array (PESA) yang mampu mendeteksi hingga 400 km dan melacak 30 target secara simultan serta melibat hingga delapan pesawat. Mikhail Voskresenskiy/x-default
Penyergapan sebelumnya terjadi pada Januari 2018. Ketika itu jet perang Rusia lainnya terbang dengan jarak 50 meter dari pesawat Angkatan Laut Amerika Serikat sehingga menimbulkan turbulensi.
Baca: Pesawat Perang Suriah Ditembak Jatuh, Rusia Ancam Jet Amerika
Pada Mei 2017, jet Rusia mendatangi pesawat mata-mata Amerika Serikat dengan jarak enam meter. Sementara itu insiden lainnya terjadi pada Desember 2017, dua pesawat Amerika Serikat F-22A Raptors melakukan kontak dengan dua jet Rusia ketika mereka melintas garis aman di wilayah Suriah.