TEMPO.CO, Jakarta - Sedikitnya 24 orang tewas akibat dua ledakan bom di sebuah masjid dan pasar di Kota Mubi, timur laut Nigeria, Selasa, 1 Mei 2018. Insiden tersebut selain menewaskan korban, menurut laporan Al Jazeera, juga menyebabkan puluhan orang luka-luka.
Abdullahi Yerima, seorang Komisioner Polisi di negara bagian Adamawa, mengatakan kepada media, seorang pelaku bom bunuh diri meledakkan sebuah alat di masjid sekitar pukul 13.00 siang waktu setempat (12.00 GMT). Adapun pelaku ledakan bom kedua, jelas Yerima kepada Reuters, meledakkan alat di jarak 200 meter dari bom pertama saat para jamaah lari menyelamatkan diri.
Baca: Bom Bunuh Diri Boko Haram di Nigeria, 27 Tewas
Petugas mengevakuasi warga yang terluka dan tewas akibat aksi bom bunuh diri di Masjid Madina di kota Mubi, Adamawa State, Nigeria, 21 November 2017. Aksi bom bunuh diri tersebut terjadi saat jamaah melangsungkan salat Subuh bersama. REUTERS
"Saya sampaikan kepada Anda, 24 orang tewas akibat aksi tersebut. Saat ini, lokasi kejadian ditutup oleh pasukan penjinak bom dan personel keamanan lainnya," kata juru bicara kepolisian negara Othman Abubakar sebagaimana dikutip Associated Press.
Dua orang warga setempat yang menghadiri pemakaman korban mengatakan kepada kantor berita AFP, lebih dari 60 orang tewas dalam serangan tersebut.Salah satu gadis korban penculikan Boko Haram bersama kerabatnya di Dapchi, Nigeria, 21 Maret 2018. Para siswi yang dibebaskan berusia antara 11-19 tahun. AP/Jossy Ola
Sementara itu, Al Jazeera dalam laporannya menyebutkan, kejadian ini adalah kedua kalinya dalam waktu enam bulan di Kota Mubi. Pada November 2017, seorang remaja menyerang jamaah masjid dengan cara meledakkan dirinya saat para jamaah sedang menunggu salat subuh. Akibat aksi itu, sedikitnya 50 orang tewas. "Kasus ini insiden paling mematikan."
Baca: Boko Haram Bebaskan 110 Gadis Sekolah Nigeria
Hingga saat ini belum ada yang mengaku bertanggung jawab. Dalam beberapa tahun ini, Nigeria kerap diguncang serangan bom dan penculikan yang dilakukan oleh Boko Haram. Kelompok bersenjata ini ingin menerapkan hukum Islam di negara tersebut dan melarang perempuan menempuh pendidikan ala Barat.