TEMPO.CO, Jakarta - Akademisi senior Australia mengaku menyesal karena berumur panjang dan berencana untuk menyudahi hidupnya. Akademisi itu adalah David Goodall, berusia 104 tahun. Goodall berencana terbang ke Basel, Swiss minggu ini untuk mengakhiri hidupnya melalui program euthanasia.
Baca: MA India: Pasien sakit parah 'dapat ajukan permohonan euthanasia'
Goodall, seorang peneliti honorer di Universitas Edith Cowan di ibukota Australia Barat, Perth, tidak memiliki penyakit mematikan, tetapi sedang mengupayakan euthanasia sukarela dengan alasan kualitas hidupnya memburuk.
Goodall mulai berpikir untuk menjalani mekanisme euthanasia ketika baru-baru ini ia dirawat di rumah sakit setelah terluka dalam kecelakaan jalan raya yang disengaja.
Baca: Si Gadis Korban Pelecehan Pilih Disuntik Mati ketimbang Malu
“Para dokter mulai berkata, 'Dia berbicara tentang mengakhiri hidupnya, tidak ada yang salah dengan dirinya, jadi karena itu hanya berisiko bagi dirinya sendiri,'” kata pengamat euthanasia sukarela Australia, Philip Nitschke.
Nitschke mengatakan Goodall sangat ingin meninggalkan Australia setelah pengalamannya di rumah sakit baru-baru ini.
"Atas dasar itu, dia berkata, 'cukup sudah cukup - sekarang saatnya untuk mati,'" kata Nitschke, seperti dilansir ABC Online pada 1 Mei 2018.
Baca: Belgia Pertimbangkan Hukum Suntik Mati Anak
Namun Nitschke, mengatakan pada hari Selasa, 1 Mei 2018. dia khawatir para dokter di Perth akan menentang rencana Goodall untuk melakukan perjalanan karena kondisinya tidak cukup serius untuk menjamin dia menyudahi hidupnya sendiri secara legal.
ABC melaporkan akademisi Australia, David Goodall berulang kali melakukan upaya yang tidak berhasil untuk membunuh dirinya sendiri dalam 12 bulan terakhir hingga memutuskan ikut program euthanasia.