TEMPO.CO, Jakarta - Ribuan buruh dan aktivis Filipina berunjuk rasa memperingati Hari Buruh Sedunia di ibu kota Manila, Selasa, 1 Mei 2018, menyusul kegagalan Presiden Rodrigo Duterte menghapuskan kontrak jangka pendek yang ia gaungkan selama kampanye.
Baca: Sayap Kanan AS Gelar Unjuk Rasa Tandingan May Day, Bakal Bentrok?
Aksi digelar di depan istana kepresidenan dengan membawa slogan Duterte telah berbohong mengenai penghapusan kontrak kerja jangka pendek. Sekitar 8.000 personel polisi dan tentara dikerahkan untuk mengamankan peringatan Hari Buruh di Ibu Kota.
Duterte menjanjikan menghapus kontrak kerja jangka pendek dalam kampanyenya. Janji ini membantu Duterte meraih kursi kepresidenan pada Mei 2016.
Ketika menjabat, Duterte memperingatkan perusahaan yang masih menggunakan kontrak kerja jangka pendek berisiko ditutup. Namun banyak perusahaan yang tidak menghiraukan peringatan itu dan tetap menggunakan kontrak kerja jangka pendek.
"Aksi ini adalah momen di mana kelas pekerja bersatu karena kegagalan rezim untuk menghapus kontrak kerja,” ujar salah satu pemimpin gerakan sayap kiri, Renato Reyes, saat ikut aksi peringatan Hari Buruh.
Baca: Tonggak Hari Buruh Berawal di Haymarket, Chicago 132 Tahun Silam
Adapun di kota Cebu, Duterte mendesak kongres untuk merevisi undang-undang ketenagakerjaan yang sudah lama.
"Saya tegaskan dalam komitmen saya untuk mengakhiri kontrak kerja ilegal," ucap Duterte.
Duterte telah menandatangani larangan kontrak kerja ilegal dan meminta departemen ketenagakerjaan mendata perusahaan yang melanggar. Dalam peringatan Hari Buruh Sedunia tahun ini, para buruh dan aktivis buruh Filipina menagih janji Duterte.