TEMPO.CO, Jakarta - Mesir mempersiapkan peraturan baru untuk menindak siapa saja yang mencoba menyampaikan laporan cuaca tanpa konfirmasi dari Badan Meteorologi Nasional atau EMA. Belakangan ini banyak laporan tentang perkiraan cuaca palsu yang meresahkan masyarakat.
Baca: Fenomena Menarik: Salju Turun di Timur Tengah
Ketua EMA Ahmed Abdel-Al mengatakan, EMA adalah satu-satunya badan pemerintah yang berwenang untuk membuat prediksi tentang cuaca negara itu. EMA sedang mempersiapkan rancangan undang-undang untuk melarang prakiraan yang tidak sah.
"RUU itu berusaha untuk menghukum siapa pun yang berbicara tentang meteorologi, atau siapa pun yang menggunakan perangkat ramalan cuaca tanpa persetujuan kami, atau siapa pun yang menimbulkan kebingungan tentang cuaca," kata Abdel-Al seperti dikutip dari South China Morning Post.
Baca: Turunnya Salju dan Beberapa Fakta Penting Tentang Gurun Sahara
Saat ini banyak orang di Mesir mengunggah foto-foto editan yang menunjukkan salju yang menutupi piramida Giza dan sphinx di dekatnya.
Laporan cuaca kadang-kadang dipolitisir. Seperti terjadi pada tahun 2015 ketika Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, banjir di kota pantai Alexandria bukan dipicu oleh kegagalan infrastruktur, tetapi anggota Ikhwanul Muslimin yang memblokir saluran dengan semen.
Negara ini telah mengalami beberapa cuaca yang tidak biasa dan ekstrim dalam beberapa minggu terakhir, termasuk hujan deras dan badai pasir yang ganas. Warga New Cairo, salah satu pinggiran kaya di ibukota, panik setelah mengetahui buruknya infrastruktur ditambah dengan hujan lebat mengubah jalan menjadi sungai. Situasi diperparah dengan informasi yang simpang siur terkait perkiraan cuaca. Pejabat dari Otoritas Pengendalian Administratif Mesir dituduh tidak siap untuk menghadapi kondisi tersebut, bahkan lembaga itu telah dilaporkan ke jaksa penuntut umum.