TEMPO.CO, Jakarta - Pertama kalinya sejak 1943, Nobel Sastra terancam batal diberikan tahun ini. Bukan karena tidak ada karya sastra atau penulis yang tidak masuk nominasi, namun karena skandal pelecehan seksual di Akademi Swedia. Dikutip dari Associated Press, 1 Mei 2018, pihak Akademi mengakui adanya isu ini dan menyebabkan salah satu pemimpin perempuan di Akademi, Sara Danius, mengundurkan diri.
Baca: Bob Dylan Dianugerahi Nobel Sastra 2016
Sekretaris Tetap Akademi Swedia Sara Danius mengumumkan bahwa musisi Bob Dylan berhasil meraih Nobel Sastra 2016 di Swedish Academy di Gedung Bursa Efek di Stockholm, Swedia, 13 Oktober, 2016. REUTERS
Krisis internal di tubuh Akademi Swedia berawal dari skandal pelecehan seksual Jean-Claude Arnault, budayawan Swedia sekaligus suami dari penyair dan anggota Akademi, Katarina Frostenson.
Media cetak Swedia memberitakan pelecehan Arnault terhadap 18 wanita. Bahkan media merilis berita saat Arnault melecehkan putri mahkota Swedia, Putri Victoria 12 tahun lalu. Arnault sendiri membantah semua tuduhan ini.
Skandal di institusi ini menyebabkan tujuh dari 18 anggotanya mundur saat rapat tertutup pemenang peraih Nobel Sastra 2018. Akibatnya hanya 11 anggota yang mengikuti rapat tertutup.
Baca: Raja Swedia Ubah Aturan Lembaga Nobel pasca-Kisruh Internal
Akademi Swedia memutuskan menunda dan bahkan membatalkan pengumuman Nobel Sastra tahun ini karena tidak ada suara yang kredibel untuk menentukan pemenang di tengah skandal. Ini diutarakan oleh Sekretaris tetap Akademi Swedia, Anders Olsson, minggu lalu. Pengamat menyakini jika Nobel Sastra tetap digelar, maka pemenang akan tercemar oleh skandal yang menyelimuti Akademi Swedia.
Penghargaan paling bergengsi di bidang Sains, Medis, Sastra, dan Perdamaian telah digelar selama 49 kali sejak dipelopori oleh ilmuwan Swedia, Alfred Nobel pada 1901. Penghargaan Nobel sempat tertunda selama Perang Dunia 2 pada 1940 hingga 1942. Sementara pemberian Nobel Sastra tidak dilakukan pada tahun 1914, 1918, 1935, dan 1940-1943.