TEMPO.CO, Jakarta - Pasukan keamanan dan militer Tunisia untuk pertama kalinya diizinkan mengikuti pemilihan umum kota, Senin, 30 April 2018. Demikian informasi disampaikan Middle East Monitor.
Otoritas Tinggi Independen Tunisa untuk Pemilihan Umum meminta kepada seluruh pasukan keamanan dan personel militer berpartisipasi dalam pemilihan kota.
Baca: Partai Islam Tunisia Dukung Calon Wali Kota Yahudi
Simon Slama. [Daily Mail]
"Mereka juga diminta mengambil tindakan khusus memberikan perlindungan selama proses pemilihan umum berlangsung," tulis Middle East Monitor.
Otoritas Tunisia dalam keterangannya kepada media mengatakan, suara mereka akan dihitung bersama para pemilih lain. "Kerahasiaannya tetap terjamin."Sejumlah pengunjuk rasa membakar bendera Amerika Serikat saat melakukan aksi setelah Presiden Trump menunjuk Yerusalem menjadi ibukota Israel di Tunis, Tunisia, December 7, 2017. REUTERS/Zoubeir Souissi
Pada Januari 2017, parlemen Tunisia menyetujui RUU Pemilihan Umum yang memberikan izin kepada pasukan keamanan dan personel militer ikut serta dalam pemilihan umum kota.
Baca: Tunisia Haramkan Film Wonder Woman
Sebelumnya, salah satu partai Islam di Tunisia memberikan dukungan terhadap calon wali kota dari Yahudi dalam pemilihan yang digelar pada 6 Mei 2018. "Calon wali kota itu adalah Simon Slama. Dia satu-satunya orang Yahudi yang ikut pemilihan, didukung oleh Partai Islam Ennahdha Tunisia," demikian ditulis Jewish Telegraphic Agency, Ahad, 29 April 2018.