TEMPO.CO, Jakarta -Momentum sejarah peringatan 1 May atau May Day atau Hari Buruh Sedunia diawali dengan peristiwa 132 tahun silam saat protes pertama kali digelar pada bulan Mei. Namun May Day sendiri memiliki makna sebagai bunga merekah pertama di awal musim semi. Makna ini berkontradiksi dengan aksi protes yang terjadi pada 1886 di Chicago, Amerika Serikat. Seperti yang dilansir dari Time, bagaimana asal-muasal May Day menjadi tonggak peringatan hari buruh Internasional.
Baca: Hari Buruh dan Fakta Mengapa Disebut May Day
Pekerja berbaris di jalan dengan spanduk yang bertuliskan 'Untuk distribusi pekerjaan dan kekayaan', saat May Day, di Pamplona, Spanyol (1/5). (AP/Alvaro Barrientos)
Kemajuan dari revolusi industri menyebabkan terciptanya kelas baru yakni kaum pekerja. Pabrik-pabrik buah dari revolusi industri menciptakan kelas baru yang dikenal kaum buruh. Kaum buruh adalah migrasi kelas petani yang mencari peruntungan ke kota. Namun dampak manfaat kemajuan industri tidak mengalir ke kelas pekerja. Akibatnya timbul ketimpangan sosial antara pemilik perusahaan dan pekerja.
Baca: Hari Buruh, Mengenal Museum People's History Museum di Inggris
Ketimpangan sosial ini menyebabkan protes di kalangan buruh. Puncaknya pada 1 Mei 1886, 300 ribu buruh dari 13 ribu perusahaan di sleuruh penjuru Amerika Serikat berunjuk rasa menuntut delapan jam kerja per hari. Pada saat itu, jam kerja berkisar antara 10 hingga 16 jam per hari dengan kondisi kerja memprihatinkan.
Ratusan ribu buruh ini memenuhi alun-alun Haymarket di Chicago, AS. Negosiasi berjalan alot hingga puncaknya pukul 10 malam pada 4 Mei, demontrasi berakhir ricuh. Saat orasi demonstrasi, bom meledak di barisan polisi yang berjaga. Tujuh polisi tewas dan 67 polisi lainnya terluka. Polisi langsung menembak dan menewaskan sejumlah demonstran di alun-alun Haymarket.
Pada 1889, Konferensi Internasional Sosialis mendeklarasikan Insiden Haymarket pada 1 Mei sebagai Hari Buruh Sedunia yang dirayakan tiap tahun.