TEMPO.CO, Jakarta - Museum Terrus di Elne, Prancis menemukan lebih dari setengah koleksi seninya palsu. Museum yang didedikasikan untuk karya pelukis Prancis, Etienne Terrus menyebutkan, 82 dari 140 lukisan palsu.
Baca: Misteri Lukisan Matisse Palsu Terungkap
Wali kota Elne, Yves Barniol, mengatakan, penyelidikan terhadap lukisan itu pertama kali diluncurkan setelah sejarawan seni, Eric Forcada, meragukan keaslian barang seni museum tersebut. Forcada bekerja sebagai kurator tamu di museum yang baru saja membeli sekitar 80 lukisan.
Setelah permintaan Forcada, Barnoil meminta panel ahli menelitinya. Mereka kemudian membenarkan sebagian besar lukisan yang disimpan di museum Terrus adalah palsu.
Baca: Hilang 8 Tahun Lalu, Lukisan Les Chorites Ditemukan dalam Bus
Forcada pertama kali menyadari perbedaan dalam gaya lukisan setelah beberapa karya Terrus yang ditampilkan belum dibuat selama waktu itu. Dia juga mencatat ketidakkonsistenan dalam bahan yang digunakan, menambahkan tanda tangan tinta mudah dihapus dengan sarung tangan.
Seperti dilansir CNN pada 30 April 2018, pihak berwenang kota Elne telah meluncurkan penyelidikan atas identitas pelaku pemalsuan.
Museum Terrus pertama kali dibuka pada tahun 1994 untuk menghormati seniman lokal, yang lahir pada tahun 1857 dan meninggal pada tahun 1922.
Baca: Lukisan Langka dari Abad 16 Ditemukan di Museum Seni Iowa Amerika
Terrus terkenal karena menggunakan cat air dan minyak, melukis dalam gaya Fauvist, sebuah tradisi mengandalkan warna cerah dan kecenderungan impresionistiknya yang memperkuat tampilan alami potret dan lanskap melalui warna dan imajinasi.
Terrus belajar di studio pelukis akademis Prancis, Alexandre Cabanel dan berteman dengan banyak artis terkenal saat itu, termasuk Henri Matisse dan André Derain. Sebelum skandal terungkap, lukisan seniman Prancis itu dijual hingga 15.000 euro atau setara Rp 251,7 juta.