TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu partai Islam di Tunisia memberikan dukungan terhadap calon wali kota dari Yahudi dalam pemilihan yang digelar pada 6 Mei 2018. "Calon wali kota itu adalah Simon Slama. Dia satu-satunya orang Yahudi yang ikut pemilihan, didukung oleh Partai Islam Ennahdha," demikian ditulis Jewish Telegraphic Agency, Ahad, 29 April 2018.
Slama, seorang salesman mesin jahit, ikut dalam pemilihan calon Wali Kota Monastir, kota pantai yang menjadi kelahiran Habib Bouguiba, Bapak Kemerdekaan Negara.
Baca: Yerusalem, Tunisia Serukan Boikot Produk Amerika Serikat
Mufti Agung Tunisia, Othman Battikh. [english.alarabiya.net]
Di kota yang dihuni sekitar 520 orang kaum Yahudi itu, menurut laporan kantor berita AFP, dia satu-satunya warga Yahudi yang maju dalam pemilihan wali kota. "Dia kembali ke Monastir setelah menempuh pendidikan di Strasbourg, Prancis, dengan alasan cintanya pada kota dan asal-usul leluhurnya," demikian ditulis AFP.
Baca Juga:
Sekitar 1.200 warga Yahudi tinggal di Tunisia. Jumlah tersebut turun beberapa ratus ribu sebelum negeri itu merdeka pada 1956.
Pekan lalu, Slama mengatakan kepada AFP alasan ia maju dalam pemilihan bulan depan. "Semua anggota keluarga menentang pilihan saya. Kakak laki-laki saya marah, bahkan istri saya pergi berhari-hari tanpa pamit," ucapnya.
Sejumlah pengunjuk rasa membakar bendera Amerika Serikat saat melakukan aksi setelah Presiden Trump menunjuk Yerusalem menjadi ibu kota Israel di Tunis, Tunisia, 7 Desember 2017. REUTERS/Zoubeir Souissi
Dia meyakini pilihannya adalah terbaik karena akan membawa Yahudi kembali menjadi kekuatan politik utama dan menghapus ketakutan bagi warga Yahudi Tunisia. Pria ini mengatakan Partai Ennahdha tidak lagi religius, melainkan lebih bebas terhadap siapa pun.
Baca: Tunisia Bentuk Pemerintahan Baru
"Saya melihat tidak ada perbedaan antara agama Islam dan Yahudi. Kami semua satu keluarga dan kami semua warga Tunisia. Kami harus bergandengan tangan membangun Tunisia pada masa yang akan datang," tuturnya kepada AP.