TEMPO.CO, Jakarta - Ketegangan antara Filipina dan Kuwait makin memburuk. Pada Sabtu, 28 April 2018, Presiden Filipina Rodrigo Duterte mendesak semua buruh migran overseas Filipino workers angkat kaki dari Kuwait. Filipina, yang sebelumnya melarang buruh migrannya bekerja di Kuwait untuk sementara, kini melarang secara permanen agar tidak bekerja di negara itu.
Dikutip dari situs english.alarabiya.net pada Minggu, 29 April 2018, Duterte menggambarkan situasi di Kuwait adalah sebuah bencana. Dia akan membawa pulang asisten rumah tangga dari Filipina yang mengalami penyiksaan di Kuwait. Bukan hanya itu, dia pun akan mengajukan banding terhadap para pekerja yang ingin bertahan di Kuwait.
“Saya ingin menyoroti patriotisme mereka, pulanglah ke rumah. Tak peduli betapa miskinnya kita, kita akan tetap bertahan. Perekonomian semakin membaik dan kami kekurangan pekerja,” kata Duterte dalam pidatonya yang disiarkan di media sosial pada Sabtu, 28 April 2018.
Baca: Kuwait Terbitkan Surat Penahanan Tiga Diplomat Filipina
Warga Filipina berunjuk rasa meminta keadilan bagi tenaga kerja wanita Joanna Demafelis, yang tewas dibunuh majikannya di Kuwait. Reuters
Dalam pernyataannya, Duterte mengatakan tidak dapat lagi menerima apa yang terjadi terhadap para buruh migran asal Filipina. Filipina akan memperjuangkan sepenuhnya pencabutan pengerahan tenaga kerja ke Kuwait.
Baca: Kuwait Usir Duta Besar Filipina yang Memperjuangkan Hak Buruh
“Saya tidak ingin lagi mengirimkan warga Filipina ke Kuwait karena tampaknya tidak menyukai orang Filipina,” ujar Duterte.
Duterte juga mengkonfirmasi telah menangguhkan negosiasi dengan pemerintah Kuwait demi bisa memprioritaskan keluarnya buruh migran Filipina dari negara teluk itu. Padahal sebelumnya Duterte telah dijadwalkan melakukan kunjungan kenegaraan ke Kuwait pada 30 April 2018 untuk memfinalisasi sebuah kesepakatan bilateral yang akan melihat sebuah kemungkinan pelarangan secara total buruh migran Filipina masuk dan bekerja di Kuwait.
Ketegangan antara Filipina dan Kuwait dipicu kematian seorang buruh migran asal Filipina yang mayatnya ditemukan di dalam kulkas di sebuah rumah yang terbengkalai. Kejadian ini mendorong staf Kedutaan Filipina di Kuwait melakukan tindakan main hakim sendiri dengan membantu para buruh migran Filipina kabur dari rumah majikan. Kondisi ini membuat Kuwait marah besar dan mengusir duta besar Filipina dari negara itu.