TEMPO.CO, Jakarta - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un berjalan kaki menyeberangi garis demiliterisasi warisan dari akhir Perang Korea jam 9.30 pagi waktu setempat.
Wajah Kim Jong Un penuh senyum saat disambut kedatangannya oleh Presiden Korea Selatan Moon Jae-in di DMZ, Panmunjom. Keduanya lalu berjalan berdampingan dengan mendapat kawalan ketat aparat keamanan menuju Rumah Perdamaian.
Baca: 5 Alasan KTT Kim Jong Un - Moon Jae-in Disebut Paling Bersejarah
Sebelum memasuki ruang untuk Konferensi Tingkat Tinggi kedua Korea, Kim Jong Un menandatangani buku tamu dan menorehkan tulisan: "Sejarah Baru dimulai sekarang. Di era perdamaian, di titik awal sejarah."
Moon Jae-in dan Kim Jong Un akan melakukan pertemuan hingga pukul 9.30 sore.
KTT ini merupakan yang ketiga kali sejak Perang Korea berakhir dengan terbelahnya Korea menjadi dua negara tahun 1953.
Momen saat Pemimpin Korea Utara, Kim Jong Un melintasi garis demiliterisasi disaksikan oleh Presiden Korea Selatan, Moon Jae-in di desa gencatan senjata Panmunjom, Korea Selatan, 27 April 2018. Pertemuan ini juga dimaksudkan untuk membuka jalan bagi pertemuan yang akan mengubah situasi di Semenanjung Korea antara Kim Jong Un dan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Korea Summit Press Pool via AP
Baca: Pertama, Kim Jong Un ke Korea Selatan dan Bawa 9 Pejabat Top
KTT pertama digelar pada tahun 2000 yang dihadiri pemimpin Korea Utara Kim Jong I dan Presiden Korea Selatan Kim Dae-jung. KTT kedua berlangsung pada tahun 2007 dihadiri Kim Jong Il dan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun.
Namun di KTT ketiga ini sejarah ditorehkan karena pemimpin Korea Utara bersedia untuk pertama kali melintasi garis demarkasi, DMZ, di Panmunjom untuk datang ke Korea Selatan.
Baca: Detil Pertemuan Kim Jong Un dan Moon Jae-in, Ada Meja Unik
Kedua pemimpin sore ini dijadwalkan akan menanam pohon pinus di DMZ. Pohon pinus sebagai simbol perdamaian dan kemakmuran dan DMZ sebagai simbol pemisahan dan konfrontasi.
Pada malam hari, Kim Jong Un dan Moon Jae-in akan mengadakan makan malam bersama dengan menu yang penuh makna bagi kedua pemimpin dan kedua negara bersaudara itu.
