TEMPO.CO, Jakarta - Penyelenggaraan Festival Film Eropa atau Europe on Screen, diharapkan bisa membuat industri film Eropa lebih di kenal dan menjadi etalase film di Indonesia. Bukan hanya anak-anak muda, tetapi berbagai kalangan diharapkan bisa menikmati festival film ini.
Baca: Karena Film Arini, Morgan Oey Bisa Jalan-jalan ke Eropa
Film Pilihan dari Benua Eropa
Baca: Marlina, Film Pilihan Tempo 2017
Menina Putri Wismurti, Co-director Europe on Screen 2018, mengatakan film Eropa adalah film yang kaya karena mengangkat berbagai permasalahan, bukan film yang bikin ngantuk. Senada dengan Putri, Nauval Yazid, Festival co-director, mengatakan film Eropa sangat beragam dan tidak terkungkung di wilayah Eropa. Misalnya, ada beberapa film dokumenter dari Jerman tetapi mengambil lokasi di India atau Afrika. Ada pula film dokumenter dari Belanda tetapi menceritakan suku Bajo di Wakatobi, Sulawesi Tenggara.
“Total terpilih 93 film dari sekitar 200 film yang diajukan kepada kami. Pemilihan film dilakukan berdasarkan kualitas, tidak ada sensor. Kami menempatkan diri sebagai penonton saat menyeleksi film-film yang akan diputar di festival film ini,” kata Putri kepada Tempo, Rabu, 25 April 2018.
Putri menceritakan pada penyelenggaraan Europe on Screen 2018 pihaknya hanya memiliki waktu kurang dari empat bulan untuk mempersiapkan penyelenggaraan festival film ini, yang diselenggarakan di 6 kota pada 3 Mei sampai 12 Mei 2018. Film-film terpilih akan diputar di pusat-pusat kebudayaan negara-negara anggota Uni Eropa.
Meski waktu persiapan sangat mepet, Putri dan Nauval kompak mengatakan tidak ada kekhawatiran dari penyelenggaraan ini, termasuk siap menerima kritik dari para penonton film. Sebuah festival film umumnya dipersiapkan selama 6 bulan.